Bisnis.com, JAKARTA – Pada semester I/2021, pemerintah melonggarkan beberapa regulasi terkait dengan sektor perumahan termasuk dengan memperpanjang stimulus Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari semula berakhir Agustus 2021 menjadi hingga akhir tahun ini.
Akan tetapi, pada saat yang sama, banyak pengembang apartemen di Surabaya justru menghapus program promosi mereka. Akibatnya, pasar hunian vertikal di ibu kota Jawa Timur itu tetap lesu, karena konsumen tidak bisa melihat manfaat dari langkah pemerintah, demikian hasil riset Colliers Indonesia.
Perusahaan konsultan properti itu berharap para pengembang mempertimbangkan kembali strategi penjualan saat ini.
”Jauh lebih baik jika pengembang dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam memberikan beberapa insentif kepada konsumen untuk meningkatkan penjualan mereka dan menciptakan rebound di pasar. Jika situasi saat ini tak berubah, kami memprediksi situasi suram saat ini berlanjut,” ungkap Colliers.
Pasokan unit apartemen di Surabaya
Sumber: Colliers Indonesia
Dari sisi permintaan, tingkat penyerapan tetap datar dengan hanya satu pengembang yang menyumbang sebagian besar penjualan. Sementara itu, dari sisi pasokan, lebih dari 3.000 unit telah diserahkan dan itu melebihi jumlah tahun lalu.
Sementara itu, harga permintaan untuk strata-title masih tetap di kisaran Rp21,9 juta per m2 pada tahun ini. Seperti halnya permintaan, harga permintaan diprediksi tumbuh moderat hingga 2024 dengan lebih banyak proyek yang diselesaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pada paruh pertama 2021, lebih banyak proyek telah diselesaikan dibandingkan dengan tahun lalu. Pada semester ini, lima proyek telah diselesaikan, dengan total 3.669 unit. Hal ini dikarenakan banyak pengembang fokus menyelesaikan proyek untuk memenuhi regulasi relaksasi PPN. Total unit yang tersedia saat ini 48.972, naik 8,1 persen dibandingkan dengan semester sebelumnya.
Pengembang juga menunda peluncuran proyek baru pada semester I/2021 untuk fokus memenuhi regulasi. Selain itu, beberapa proyek yang sedang dibangun masih tertahan, terutama yang masih dalam tahap awal. Akibatnya, lebih banyak proyek berjuang untuk memenuhi target tahun penyelesaiannya.
Untuk serviced apartment, tidak ada proyek baru yang diselesaikan selama paruh pertama 2021. Akibatnya, total stok pasar tetap tidak berubah di 805 unit. Selanjutnya, salah satu proyek serviced apartment di Surabaya Timur, Somerset Samator terdiri dari 121 unit, yang sebelumnya dijadwalkan masuk pasar pada semester ini, kini dijadwalkan pada paruh kedua 2021.
Kegiatan apartemen sewa di Surabaya bergantung pada permintaan lokal karena ekspatriat baru langka. Penduduk setempat menjadi pendorong permintaan utama, meski dananya lebih terbatas, apalagi kondisi saat ini tertekan pandemi Covid-19. Dengan situasi itu, sewa diperkirakan tetap stabil selama 2021.