Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun Bendungan Tiga Dihaji di Provinsi Sumatra Selatan untuk mengoptimalkan daerah irigasi Komering.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa potensi air di Indonesia cukup tinggi mencapai 2,7 triliun meter kubik per tahun.
Dari volume tersebut, air yang bisa dimanfaatkan sebesar 691 miliar meter kubik per tahun, dengan sekitar 222 miliar meter kubik per tahun dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti kebutuhan rumah tangga, peternakan, perikanan, dan irigasi.
“Namun dengan potensi tersebut, keberadaannya tidak merata dalam dimensi ruang dan waktu, sehingga kita membutuhkan tampungan-tampungan air baru. Pada musim hujan air akan ditampung dalam bendungan dan akan dimanfaatkan pada musim kemarau. Itulah gunanya bendungan dan embung untuk menambah tampungan air,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (10/8/2021).
Bendungan Tiga Dihaji sebagai bendungan pertama di Sumatera Selatan akan menambah kapasitas Daerah Irigasi (DI) Komering untuk lahan pertanian seluas 18.219 hektare.
Dengan begitu, hasil pertanian dari Sumatra Selatan (Sumsel) akan terus terjaga sepanjang tahun, karena mendapat aliran air yang baik dari bendungan tersebut.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Ditjen SDA Kementerian PUPR Birendrajana mengatakan bahwa salah satu tujuan utama pembangunan Bendungan Tiga Dihaji adalah untuk menjaga kestabilan suplai air DI Komering saat musim kemarau yang selama ini hanya mengandalkan Sungai Komering.
“Tantangan yang dihadapi dalam pengaturan irigasi pada musim kemarau, debit air Sungai Komering yang masuk ke saluran irigasi sangat kecil, sedangkan pada musim hujan elevasi Sungai Komering naik mengakibatkan debit air Sungai Komering yang masuk ke saluran relatif cukup besar dan membawa cukup banyak kandungan lumpur yang mengendap di saluran,” ujar Birendrajana.
DI Komering memiliki potensi mengairi lahan seluas 124.000 hektare, dan hingga saat ini baru dapat mengairi lahan irigasi sekitar 70.000 hektare, sedangkan sisanya sekitar 50.000 hektare belum dioptimalkan.
Selain untuk irigasi, Bendungan Tiga Dihaji juga diperuntukkan untuk konservasi sumber daya air, pengendalian banjir, pemenuhan kebutuhan air baku sebesar 0,30 meter kubik per detik, pembangkit listrik sebesar 4x10 megawatt (MW), dan sarana pariwisata serta olahraga.
Saat ini progres konstruksi bendungan dengan kapasitas tampung sebesar 104 juta meter kubik tersebut sebesar 22,5 persen.
Pekerjaan pembangunan Bendungan Tiga Dihaji sendiri terdiri atas empat paket, yakni Paket 1 senilai Rp1,07 triliun dengan kontraktor PT Hutama Karya (Persero) dan PT Basuki Rahmanta Putra.
Paket 2 senilai Rp1,34 triliun, dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero), PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, dan PT SAC Nusantara.
Paket 3 dengan nilai kontrak Rp629,94 miliar, oleh PT Nindya Karya dan PT Taruna Putra Pertiwi. Paket 4 dengan nilai Rp690,71 miliar oleh PT Wijaya Karya dan PT Rudy Jaya.