Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar petani (NTP) pada Juli 2021 mengalami penurunan setelah berhasil naik tipis pada Juli lalu. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan NTP nasional Juli 2021 sebesar 103,48, turun 0,11 persen dibandingkan dengan Juni 2021.
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono menjelaskan penurunan terjadi karena kenaikan indeks yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan indeks yang dibayarkan petani. Adapun, indeks kenaikan yang diterima hanya naik 0,03 persen, sedangkan indeks yang dibayarkan naik 0,14 persen.
"Komoditas dominan yang memengaruhi indeks yang diterima petani secara nasional adalah sapi potong, bawang merah, cabe rawit, karet, cabe merah, bawang daun, tomat, jagung, kol/kubis, kambing, dan wortel," ujar Margo dalam konferensi pers, Senin (2/7/2021).
Di sisi lain, sambungnya, sejumlah komoditas yang menghambat indeks yang diterima petani, antara lain gabah, ayam ras pedaging, kelapa sawit, kentang, dan telur ayam ras.
Lebih lanjut, Margo menjelaskan komoditas yang secara dominan memengaruhi indeks yang dibayarkan petani secara nasional, di antaranya cabe rawit, bawang merah, cabe merah, tomat sayur, ketimun, kacang panjang, rokok kretek filter, ikan tongkol, sawi hijau, dan rokok kretek.
Sementara beberapa indeks yang menghambat kenaikan indeks yang dibayar petani di antaranya adalah daging ayam ras, telur ayam ras, dan beras.
Terdapat 2 subsektor yang mengalami penurunan NTP pada Juli. Pertama, subsektor tanaman pangan yang turun 0,98 persen; kedua, tanaman perkebunan rakyat yang turun sebesar 0,13 persen.
Sementara untuk holtikultural, peternakan, dan perikanan NTP pada Juli 2021 mengalami peningkatan. Masing-masing mengalami kenaikan 2,49 persen untuk holtikultural, peternakan naik 0,84 persen, dan perikanan naik 0,23 persen.