Bisnis.com, JAKARTA — Diplomat RI di Brunei Darussalam menjajaki peluang kerja sama dengan salah satu produsen pupuk urea terbesar di Asia Tenggara.
Wakil Kepala Perwakilan RI KBRI Brunei Darussalam Irwan Iding mengatakan pihaknya tengah melakukan pendekatan ke Brunei Fertilizer Industries Sdn Bhd (BFI) di Sungai Liang Industrial Park untuk menawarkan peralatan kemaritiman dan penyewaan kapal angkut yang dapat digunakan oleh pabrik ureanya.
“Peluang memasarkan peralatan maritime [maritime equipment] seperti fender, buoy [pelampung], dan penyewaan kapal laut angkut terkait dengan rencana pengoperasian pelabuhan ekspor yang dimiliki Brunei Fertilizer Industries," kata Irwan seperti dikutip dari keterangan pers pada Rabu (28/7/2021).
CEO Brunei Fertilizer Industries Mohammed S Baderkhan merespons positif penawaran kerja sama dengan Indonesia. BFI juga menawarkan suplai pupuk urea untuk menyuplai pengembangan program Food Estate.
BFI merupakan perusahaan plat merah Brunei Darussalam yang memiliki kapasitas produksi 1.365.000 metrik ton urea per tahun. Terdapat puluhan tenaga kerja asal Indonesia yang bekerja di BFI dan tidak menutup kemungkinan jumlah ini akan bertambah.
BFI dibangun sejak 2018 di lahan seluas 55 hektar dilengkapi dengan On-Shore Port, pelabuhan khusus untuk mengekspor pupuk urea ke berbagai negara dan direncanakan akan melakukan ekspor perdana pada akhir 2021.
Pabrik ini akan menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara dan menjadi bagian dari proyek besar migas hilir di Brunei, selain Brunei Methanol Industry dan Refinery Oil.