Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Dorong Industri Anggur Cari Pasar Baru Selain China

Langkah China yang melakukan pembatasan impor anggur Australia tersebut akan secara efektif menutup akses ke pasar terbesar industri tersebut dan membuat nilai ekspor pada 2025 turun 480 juta dolar Australia jika industri tidak menambah ekspor ke pasar lainnya.
Buah-buahan/kiwiasians.org
Buah-buahan/kiwiasians.org

Bisnis.com, JAKARTA - Australia telah memperingatkan bahwa tarif China untuk ekspor anggur dalam kemasan dapat merugikan industri setidaknya 2,4 miliar dolar Australia (US$1,8 miliar) selama lima tahun hingga 2025, jika tidak ada upaya untuk berekspansi ke pasar lain.

Dilansir Bloomberg, Selasa (27/7/2021), impor anggur Australia oleh China akan berhenti sepenuhnya sebagai akibat dari pelemahan bea masuk antidumping yang diberlakukan oleh Beijing tahun lalu.

Langkah tersebut, yang secara efektif menutup akses ke pasar terbesar industri tersebut, akan membuat nilai ekspor pada 2025 turun sebesar 480 juta dolar Australia jika sektor tersebut tidak menumbuhkan perdagangan dengan negara lain.

Industri ekspor yang memiliki nilai sebesar 3 miliar dolar Australia dinilai semakin perlu mendorong destinasi perdagangan baru.

Namun, Direktur Eksekutif Australian Bureau of Agricultural and Resource Economics and Sciences (ABARES) Jared Greenville mengatakan, upaya menumbuhkan hubungan dalam skala yang cukup untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh China, akan memerlukan strategi yang berbeda.

Tanpa perubahan seperti itu, hanya 60 persen anggur yang ditujukan ke China akan menemukan tempat di pasar lain yang ada pada 2025.

"Ini adalah hasil yang dapat dihindari jika kami mencari pasar lain untuk anggur Australia atau menemukan cara untuk menghasilkan nilai lebih dari anggur kami yang dijual ke pasar yang ada," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper