Bisnis.com, BANDUNG — Program Jelajah Kereta Api 2021 secara resmi telah dilepas Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi lewat virtual pada Senin (26/7/2021).
Program kerja sama PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Harian Bisnis Indonesia ini akan menyusur sejumlah rute mulai dari Stasiun Gambir (Jakarta), stasiun Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, kemudian bertolak lagi ke Cirebon hingga berakhir di Stasiun Bandung.
Dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia, banyak stasiun-stasiun kereta api yang memiliki nilai sejarah dan keunikan masing-masing.
Tim Jelajah Kereta Api 2021 Bisnis Indonesia, akan memotret seluk beluk perkeretaapian dalam waktu tiga bulan ke depan. Terkait layanan, infrastruktur, dan pernik-pernik kereta api. Tak ketinggalan, peran kereta api dalam membangkitkan perekonomian di daerah lewat pergerakan moda untuk orang dan barang.
Perjalanan tim jelajah diawali dari Stasiun Gambir, Jakarta. Dari sejarah Kereta Api di Indonesia, Gambir dulu bernama Stasiun Weltevreden. Dibangun Pemerintah Hindia Belanda, stasiun ini dibuka pada 4 Oktober 1884 menggantikan Halte Koningspein atau kawasan Silang Monas. Dibangun sederhana lewat tiang besi yang dicor, Stasiun Gambir berubah wajah seiring jaman.
Perubahan Gambir berawal ketika muncul rencana pembangunan pada rencana induk kereta api Jabotabek tahun 1981. Jalur layang sepanjang 8,5 kilometer tersebut akan dibangun 5,1 meter di atas permukaan tanah. Nantinya, jalur layang akan memiliki jalur ganda yang dilengkapi dengan elektrifikasi dan sinyal otomatais sehingga KRL, KRD, dan kereta jarak jauh dapat melintas. Situs KAI mencatat, sebagai tempat perhentian di jalur layang dibangun pula stasiun baru, termasuk Stasiun Gambir.
Baca Juga : Jelajah Kereta Api: Didiek Hartantyo Pastikan KAI Berperan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional |
---|
Pelaksanaan pembangunan Stasiun Gambir dibarengi dengan pemangunan jalur layang segmen B, dari Gondangdia sampai ke Jalan Ir. H. Juanda. Pembangunan ditandai dengan pemancangan tiang pertama di segmen B, tepatnya di sebelah selatan Stasiun Gambir yang lama pada 17 Desember 1986. Pemancangan tiang dilakukan oleh Menteri Perhubungan Roesmin Nurjadin dengan disaksikan oleh Dirjen Perhubungan Darat, Gubernur Jakarta dan Dirjen Perhubungan Laut.
Situs Wikipedia menulis wajah baru Stasiun Gambir diresmikan Presiden Soeharto dan Ibu Negara Siti Hartinah atau Ibu Tien pada 5 Juni 1992. Soeharto saat itu memulai prosesi peresmian dengan membeli tiket KRL lalu menaiki KRL hingga Stasiun Jakarta Kota. Lambat laun, Gambir menjadi stasiun modern yang dibangun pemerintah dan PT KAI, lewat sejumlah fasilitas yang lebih nyaman dan tertata.
Stasiun ini terdiri dari tiga tingkat. Aula utama, loket, hingga gerai minimarket dan restoran, hingga mushola pada tingkat pertama. Tingkat kedua hadir pula sejumlah gerai restoran cepat saji dan ruang tunggu yang nyaman. Stasiun ini juga memiliki Rail Transit Suite yakni hotel tempat para penumpang untuk transit secara khusus.
Pada tingkat ketiga menjadi peron bagi empat jalur kereta api, sekaligus menjadi tempat para pelaju dari luar kota memberi bukti dan kabar pada sanak saudara, bahwa sudah sampai di Jakarta lewat Foto Monumen Nasional (Monas). Cekrek!