Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 hingga 2 Agustus 2021.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan perpanjangan masa pemberlakuan pembatasan mobilitas masyarakat akan memberikan tekanan yang besar terhadap dunia usaha dan perekonomian.
Dia pun memperkirakan, pembatasan ketat mobilitas masyarakat yang terus berlanjut berpotensi kembali menurunkan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi pemerintah.
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menurunkan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 menjadi di kisaran 3,7 persen hingga 4,5 persen.
Bank Indonesia (BI) juga telah menurunkan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 menjadi 3,5 persen hingga 4,3 persen, dari proyeksi sebelumnya 4,1 persen hingga 5,1 persen.
“Semakin panjang PPKM diterapkan, akan semakin menekan dunia usaha dan ekonomi. Penurunan proyeksi bisa kembali terjadi,” katanya kepada Bisnis, Minggu (25/7/2021).
Faisal pun memperkirakan perekonomian pada tahun ini hanya akan tumbuh pada kisaran 3 persen jika melihat perkembangan indikator ekonomi saat ini.
Namun, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2021 diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan yang positif dikarenakan efek dari basis yang rendah pada kuartal III/2020.
Oleh karena itu, dia mengatakan implementasi PPKM level 1-4 diharapkan dapat menekan kenaikan kasus Covid-19 dan benar-benar mengendalikan penyebaran Covid-19.
“Jika PPKM berhasil, ini juga diharapkan pengusaha pengetatan berdampak pada penurunan pandemi, sehingga akan menyelamatkan ekonomi dalam jangka panjang,” jelasnya.
Faisal menambahkan berlanjutnya pengetatan mobilitas masyarakat juga akan menambah beban fiskal karena pemerintah harus memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat, khususnya yang terdampak melalui bansos dan berbagai insentif.
“Yang menjadi concern saya adalah apakah bantuannya tepat atau tidak. Pemerintah bisa melakukan refocusing dan jika direalokasi dengan baik, diharapkan defisit anggaran tidak melebar,” jelasnya.
Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan ekonomi pada kuartal III/2021 akan tumbuh di bawah 4 persen. Meski mobilitas masyarakat diperketat, tetapi tidak separah jika dibandingkan dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada 2020.
“Tapi memang pasti ada pengaruh untuk belanja barang-barang tahan lama atau durable goods. Jadi, pasti ada koreksi untuk kuartal ke III. Kuartal II tidak akan signifikan terpengaruh, tapi kuartal III-nya yang akan di bawah ekspektasi,” katanya.
Dia mengatakan, kinerja ekspor akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga 2021. Hal ini tercermin dari tren surplus perdagangan yang terus berlanjut hingga Juni 2021.
Meski demikian, menurutnya proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut juga akan sangat bergantung pada berapa lama pengetatan mobilitas ketat akan berlangsung.
“Permintaan ekspor masih relatif baik, tapi persoalannya ini ekonomi kita ditopang banyak dari konsumsi. PPKM-nya ini seberapa lama,” ujarnya.