Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tawarkan Skema Karbon Baru, ASI Optimistis Kinerja Kembali Membaik

Industri semen domestik tidak lagi bisa melakukan ekspor lantaran semen dari negara pesaing, seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia tidak mengenakan pajak karbon.
Pekerja memindahkan semen untuk diangkut ke kapal di Pelabuhan Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (25/2). /BISNIS.COm
Pekerja memindahkan semen untuk diangkut ke kapal di Pelabuhan Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (25/2). /BISNIS.COm

Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mengusulkan skema pengaturan karbon pada industri semen di dalam negeri. Pasalnya, implementasi wacana pajak karbon dinilai akan menurunkan daya saing industri semen nasional.

Seperti diketahui, pajak karbon diwacanakan akan dikenakan Rp75 per kilogram karbon. Dengan kata lain, pabrikan semen akan dikenakan tambahan biaya produksi sekitar US$4 per ton semen.

“Semoga pemerintah membatalkan pajak karbon tersebut dan bisa diganti dengan [skema] pasar karbon untuk menurunkan emisi di Tanah Air, seperti yang dilakukan negara lain,” ucap Ketua Umum ASI Widodo Santoso kepada Bisnis, Senin (19/7/2021).

Widodo menilai, industri semen domestik tidak lagi bisa melakukan ekspor lantaran semen dari negara pesaing, seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia tidak mengenakan pajak karbon. Padahal, kinerja ekspor merupakan salah satu pengungkit utilisasi industri semen nasional pada paruh pertama 2021.

Widodo mengatakan, utilisasi industri semen nasional pun terbantu dengan adanya kinerja ekspor ke level 61 persen. Menurutnya, utilisasi pabrikan hanya bisa di kisaran 51 persen jika kinerja ekspor tidak ada sama sekali.

ASI mencatat volume ekspor semen nasional per Juni 2021 tumbuh 97,7 persen menjadi 1,03 juta ton. Adapun, total ekspor selama paruh pertama 2021 menjadi 6,73 juta ton, atau tumbuh 80 persen dari paruh pertama 2020.

Secara total konsumsi domestik dan ekspor membuat total produksi semen semester I/2021 menjadi 35,73 juta ton, atau naik 16 persen dari realisasi semester I/2020. Oleh karena itu, Widodo optimistis target akhir 2021 akan tercapai.

“Untuk prognosis konsumsi tahun ini, kami optimistis bisa tercapai, yakni minimal bisa kembali seperti 2019,” ucapnya.

Dalam catatan Bisnis, konsumsi domestik pada 2019 mencapai 69,86 juta ton. Sementara itu, kinerja ekspor di posisi 6,4 juta ton.

Dengan kata lain, Widodo menargetkan total produksi semen pada akhir 2021 setidaknya dapat mencapai 76,26 juta ton. Dengan tingkat kapasitas terpasang mencapai 116,3 juta ton, target utilisasi hingga akhir tahun adalah 65,57 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper