Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2021 mengalami deflasi sebesar -0,16 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Secara tahun berjalan, inflasi tercatat mencapai 0,74 persen (year-to-date/ytd) dan secara tahunan inflasi mencapai 1,33 persen (year-on-year/yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono menyampaikan, jika dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran, deflasi terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, tembakau sebesar -0,71 pesen mtm dan memberikan andil kepada delasi sebesar 0,18 persen.
“Penyebabnya, terjadi penurunan harga pada komoditas cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, dan bawang merah,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (1/7/2021).
Margo menjelaskan, penurunan harga komoditas cabai merah memberikan andil sebesar 0,09 persen kepada deflasi. Sementara penurunan harga daging ayam ras memberikan andil 0,06 persen dan cabai rawit 0,04 persen.
Kelompok pengeluaran yang deflasinya cukup tinggi adalah kelompok transportasi, yang didorong oleh penurunan tarif transportasi angkutan udara, trasnportasi antarkota, dan kereta api.
“Terjadi deflasi karena menurunnya tarif angkutan udara, tarif angkutan antarkota, dan tarif kereta api, ini sebelumnya ada momen Idulfitri, sehingga harga tiket pesawat pada Juni 2021 sudah kembali ke posisi normal,” jelasnya.
Adapun, dari 90 kota yang dipantau BPS, tercatat 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi.
Deflasi tertingggi terjadi di Kupang sebesar -0,89 persen, sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Singkawang sebesar 1,36 persen.