Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

World Bank: Kontribusi Perubahan Struktural Lapangan Kerja di Indonesia Belum Maksimal

Kontribusi perubahan struktural lapangan kerja di Indonesia terhadap peningkatan produktivitas masih jauh di bawah negara-negara lain di Benua Asia. Hal ini seiring belum berhasilnya ekspansi lapangan kerja kelas menengah dari ranah agrikultur ke sektor yang lebih produktif.
Pekerja PT Pan Brothers Boyolali berunjuk rasa di depan pabrik, Rabu (5/5/2021). JIBI/Solopos-Bayu Jatmiko Adi
Pekerja PT Pan Brothers Boyolali berunjuk rasa di depan pabrik, Rabu (5/5/2021). JIBI/Solopos-Bayu Jatmiko Adi

Bisnis.com, JAKARTA - Kontribusi perubahan struktural lapangan kerja di Indonesia terhadap peningkatan produktivitas masih jauh di bawah negara-negara lain di Benua Asia. Hal ini seiring belum berhasilnya ekspansi lapangan kerja kelas menengah dari ranah agrikultur ke sektor yang lebih produktif.

Menurut laporan World Bank berjudul Pathways to Middle Class JobS in Indonesia, total kontribusi dari perubahan struktur ketenagakerjaan Tanah Air terhadap peningkatan produktivitas berada di level 0,9 poin. Masih di bawah Vietnam, Thailand, dan China.

Vietnam, total kontribusi dari perubahan struktural sektor ketenagakerjaannya terhadap peningkatan produktivitas pekerja sebanyak 2,2 poin, Thailand 1,3 poin, dan China sebanyak 1,1 poin. Ketiga negara tersebut juga mengalami peningkatan jumlah masyarakat kelas menengah lebih cepat dari Indonesia.

"Vietnam memindahkan pekerjanya dalam jumlah besar dari sektor agrikultur ke sektor lain yang lebih produktif. Rerata tingkat produktivitas di Vietnam paling tinggi di sektor industri, sedangkan Thailand di sektor jasa," ungkap World Bank dalam laporannya seperti dikutip Bisnis, Rabu (30/6/2021).

Dengan demikian, ekspansi pekerja dari sektor agrikultur ke industri dan jasa terbukti telah berhasil memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan produktivitas pekerja.

Di Indonesia, pendorong utama dari hal tersebut adalah sektor jasa yang berkontribusi sebesar 37 persen terhadap peningkatan produktivitas pekerja di Indonesia pada periode 2000 - 2017. Agrikultur juga memberikan kontribusi cukup besar, sedangkan sektor industri disebut masih terbatas.

Menanggapi hal tersebut, Ekonom senior Chatib Basri menilai permasalahan peningkatan produktivitas pekerja kelas menengah di Indonesia yang cukup krusial tidak dapat dibenahi dari segi supply melalui program pelatihan semata.

"Upaya tersebut memang sudah tepat. Namun, hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa upaya perbaikan produktivitas pekerja membutuhkan waktu yang panjang," ujar Chatib, Rabu (30/6/2021).

Terkait dengan kondisi tersebut, sambungnya, perlu didukung dengan percepatan transfer teknologi yang diharapkan dapat dimaksimalkan dari penanaman modal asing. Upaya tersebut dinilai mampu menjadi solusi jangka pendek pemulihan pasar kerja RI setelah terdampak pandemi.

Hal tersebut, lanjutnya, sudah terbukti berhasil di sektor otomotif Tanah Air. Dengan transfer teknologi melalui penanaman modal asing, lanjutnya, Indonesia saat ini berhasil menjadi eksportir sepeda motor dan mobil dengan target pasar Asean.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper