Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pembangunan trem listrik berbasis baterai di Bali oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA bersama dengan PT Perusahaan Daerah (Perusda) Bali kini telah menyelesaikan fase prastudi kelayakan.
Direktur Pengembangan PT INKA (Persero) Agung Sedaju mengatakan perusahaan telah menyelesaikan hasil prastudi kelayakan telah selesai dan rencananya akan dipresentasikan pada Senin (28/6/2021).
“Pra FS [feasibility study/studi kelayakan] sudah jadi dan akan disampaikan hari Senin,” ungkap Agung kepada Bisnis, Minggu (28/6/2021).
Agung mengatakan Perusda Bali juga tengah melakukan studi banding ke Transjakarta dan Jakpro untuk skema penugasan dari Gubernur. Hal ini dilakukan guna mempercepat proses administrasi berjalannya proyek.
Setelah hasil prastudi kelayakan dipresentasikan, kedua belah pihak akan membahas desain dan sistem Trem. Setelah desain dan sistem disetujui, INKA dan Perusda Bali akan memproses kontrak kerja sama proyek ini.
“Dalam pola kerjasamanya, jika memang nanti Perusda bisa mendapatkan penunjukan langsung untuk mengoperasikan trem, maka INKA akan berkontrak untuk penyediaan sistemnya kepada Perusda dengan tarif per km atau per hari operasi,” ujarnya.
Baca Juga
Agung mengatakan proses produksi trem akan memakan waktu 12 bulan hingga delivery unit dan dua bulan untuk proses uji coba. Sebelumnya, INKA menargetkan produksi dimulai pada Maret 2022 mendatang. Sehingga, trem baterai ini diperkirakan mulai beroperasi pada Mei 2023.
Adapun desain purwarupa trem yang telah ada saat ini masih belum final karena masih dalam pembahasan dengan Perusda Bali.
“Belum pasti, karena Pemprof Bali ingin menonjolkan budaya lokal,” ungkap Agung.
Pengembangan sistem transportasi berbasis kendaraan listrik ini rencananya akan meliputi kawasan Kuta, Sanur, Ubud dan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali Gunaksa.
Senior Manager Departemen Pengembangan Bisnis INKA Apoleus Karo Karo mengatakan, jika terealisasi, proyek ini akan mendukung peraturan Gubernur Bali 48/2019 tentang penggunaaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
"Trem baterai ini menggunakan komponen baterai yang juga mendukung rencana pembuatan pabrik baterai dalam negeri yang digagas pemerintah. Namun, saat ini masih dari luar, karena belum ada," katanya kepada Bisnis, Senin (15/2).