Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mengisi air atau melakukan impounding Bendungan Ladongi per Juli 2021. Saat ini perkembangan konstruksi bendungan tersebut telah mencapai 90,28 persen.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya akan melanjutkan infrastruktur sumber daya air (SDA) untuk agar air baku bendungan tersebut dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Menurutnya, salah satu infrastruktur yang akan dibangun selanjutnya adalah irigasi untuk mendukung produksi pertanian di Sulawesi Tenggara.
“Dengan demikian pembangunan bendungan yang diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (24/6/2021).
Seperti diketahui, Bendungan Ladongi telah dibangun sejak 2016 dan berpotensi menjadi salah satu tujuan wisata. Bendungan tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan potensi aliran Sungai Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur.
Bendungan Ladongi dirancang untuk d menampung 45,95 juta meter kubik dengan luas genangan beserta area sabuk hijau seluas 246,13 hektar. Adapun, potensi sawah yang dapat diairi oleh bendungan tersebut seluas 3.604 hektar.
Di samping itu, Bendungan Ladongi juga berfungsi menyalurkan air saat musim kemarau untuk mencegah terjadinya kekeringan. Dengan demikian, hasil produksi pertanian di daerah tersebut dapat meningkat.
Bendungan Ladongi juga memiliki manfaat sebagai sumber air baku sebesar 0,12 liter per detik (lpd). Air baku tersebut berpotensi menjadi bahan baku sistem penyediaan air minum (SPAM) yang dapat melayani 25.920 kepala keluarga.
Di sisi lain, Bendungan Ladongi juga dapat menghasilkan energi hingga 1,3 megawatt. Selain itu, bendungan ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir di wilayah hilir Sungai Ladongi dengan menahan air yang berlimpah saat musim hujan sebesar 132,25 lpd.
Konstruksi dilakukan oleh kontraktor BUMN PT Hutama Karya dengan kerja sama operasi (KSO) bersama kontraktor swasta nasional yakni PT Bumi Karsa. Konstruksi bendungan tersebut menelan anggaran hingga Rp1,14triliun.
Secara rinci, Paket pertama pekerjaan pembangunan Bendungan Ladongi yang ditandatangani dengan senilai Rp844 miliar itu berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2016-2020. Setelah itu, paket tahap kedua 2019—2020 memakan anggaran sekitar Rp283 miliar.