Bisnis.com, JAKARTA – Perbankan sedang kelebihan likuiditas dengan total dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp6.665 triliun, sedangkan penyaluran kredit hanya Rp5.548 triliun. Dengan demikian, tingkat loan to deposit ratio (LDR) mencapai 84 persen.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan tingginya likuiditas perbankan menyebabkan pemerintah dan otoritas keuangan berupaya memberikan stimulus melalui berbagai insentif kebijakan dan relaksasi. Adanya stimulus tersebut diharapkan bisa mendorong kembali terjadinya pertumbuhan kredit.
Rumah.com adalah bagian dari PropertyGuru Group, perusahaan teknologi properti yang berpusat di Singapura dan fokus ke pasar Asia Tenggara.
Untuk sektor properti, pemerintah melakukan relaksasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi nol persen atau PPN ditanggung pemerintah untuk sektor perumahan yang berlaku mulai 1 Maret 2021 sampai 31 Agustus 2021.
Selain itu, ada insentif berupa uang muka atau down payment (DP) nol persen untuk kredit pemilikan rumah (KPR) melalui regulasi Bank Indonesia.
Berbagai insentif dari pemerintah diberikan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat dan diharapkan akan menjadi katalis yang baik bagi perekonomian, mengingat sektor properti dapat memberikan multiplier effect kepada 174 industri ikutan dan terkait.
Melalui keterangan tertulis pada Rabu (16/6/20210, Marine mengemukakan bahwa adanya stimulus menunjukkan pemerintah berusaha keras menggenjot industri properti agar segera melakukan pembelian rumah baik rumah tapak maupun rumah susun, khususnya pembelian hunian pertama. “Kebijakan itu menunjukkan sesungguhnya saat ini adalah kondisi termudah untuk membeli rumah.”
Oleh karena itu, konsumen bisa mulai mencari daerah hunian yang akan diincar sekaligus menyesuaikan dengan kemampuan finansialnya. Apalagi berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q2 2021, terjadi penurunan indeks harga properti disertai kenaikan suplai secara nasional pada Q1 2021.
Rumah.com Indonesia Property Market Index Harga (RIPMI-H) pada Q1 2021 berada pada angka 110,3, turun 0,4 persen dibandingkan dengan Q4 2020 (quarter-on-quarter/qtq). Sementara itu, Rumah.com Indonesia Property Market Index Suplai (RIPMI-S) berada pada angka 178,2.
Indeks menunjukkan pertumbuhan suplai properti sebesar 8,4 persen secara kuartalan pada Q1 2021. Suplai masih tumbuh, tetapi melambat dibandingkan Q4 2020 yang mencatatkan pertumbuhan 13,6 persen qtq.
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 600.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Area Prospektif
RIPMI juga menunjukkan beberapa area yang prospektif bagi konsumen di antaranya Kecamatan Cisauk dan Kecamatan Curug, keduanya di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Pada kuartal Q1 2021, Cisauk dan Curug, berdasarkan data RIPMI, merupakan dua area yang paling prospektif. Cisauk dan Curug saat ini menawarkan peluang terbaik bagi konsumen.
Berdasarkan analisis Rumah.com, kedua area ini terletak bersebelahan dengan kawasan hunian terpadu yang telah mapan. Cisauk diapit oleh Kecamatan Pagedangan dan Kecamatan Serpong, dengan di area itu terdapat BSD City.
Meski demikian, dari sisi harga, Cisauk relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan harga di kedua kawasan tersebut. Sementara itu, harga properti di Pagedangan tengah melejit karena BSD City fokus mengembangkan wilayahnya ke kecamatan tersebut.
Harga properti di Cisauk pada Q1 2021 berada pada kisaran Rp7 juta per meter persegi, 59 persen lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata dua wilayah yang mengapitnya, Pagedangan dan Serpong.
Menariknya lagi, harga properti di Cisauk sedang turun karena dampak pandemi, sehingga ini peluang untuk mendapatkan hunian di lokasi terbaik dengan harga terbaik. Sebelumnya pada 2020, harga properti di kawasan ini sempat naik hingga 25 persen per tahun.
Beberapa faktor yang membuat Cisauk menjadi area yang prospektif adalah kawasan sekitarnya yang telah mapan.
Baik di Pagedangan maupun di Serpong, masyarakat bisa mendapatkan fasilitas umum dengan kualitas baik, mulai dari mal, rumah sakit, pusat perbelanjaan, maupun sekolah. Fasilitas-fasilitas umum ini berada di kawasan kota mandiri BSD City.
"Misalnya untuk fasilitas kesehatan, hanya 5 km atau 10 menit berkendara menuju Eka Hospital BSD. Lalu untuk mal, ada Aeon Mall yang jaraknya hanya 3 km. Jarak dengan gerbang tol terdekat pun hanya sekitar 3 km. Tol ini terhubung langsung ke bandara dan lingkar luar Jakarta,” papar Marine.
Sama halnya dengan Cisauk, Curug juga menjadi area yang prospektif karena bersebelahan dengan Kecamatan Kelapa Dua. Di kecamatan ini juga terdapat kota mandiri yang telah mapan, Gading Serpong dan Lippo Karawaci. Harga properti di Curug saat ini masih 32 persen lebih rendah daripada Kelapa Dua, yang berbatasan dengan Curug.
Sama halnya dengan Cisauk, yang diuntungkan oleh kemapanan BSD City, Curug juga diuntungkan oleh kelengkapan fasilitas umum yang ditawarkan Gading Serpong dan Lippo Karawaci, dengan jarak tempuh 3 km–5 km. Curug juga memiliki pintu tol menuju Tangerang–Merak. Tol ini juga terhubung langsung ke bandara dan lingkar luar Jakarta.
Marine menyimpulkan bahwa Cisauk dan Curug merupakan area yang prospektif terutama untuk jangka panjang. Diapit oleh kota-kota terencana yang matang, Cisauk dan Curug dimanjakan dengan tingkat perkembangan yang sangat tinggi dan banyak pilihan distrik perbelanjaan dan taman perkantoran, serta fasilitas pendidikan dan perawatan kesehatan.
Pembangunan infrastruktur transportasi umum dan jalan, baik jalan raya maupun jalan tol, masih menjadi daya tarik utama sebuah wilayah dari sudut pandang pencari properti. Pembangunan infrastruktur ini juga mendorong kenaikan harga properti di wilayah sekitar kawasan kota mandiri seperti Kabupaten Tangerang.
Marine yakin saat pandemi usai, pengembang dan investor kembali melirik Cisauk karena letaknya strategis. “Apalagi dengan adanya rencana jangka panjang pengembangan jalur MRT [moda raya terpadu] hingga ke arah Tangerang Selatan serta rencana pembangunan jalur tol Serpong–Balaraja yang melintasi Pagedangan."
Turunnya harga properti dan naiknya suplai properti menunjukkan bahwa pasar properti masih berada dalam situasi buyers market.
Bagi konsumen yang sudah siap secara finansial, inilah saat terbaik untuk membeli properti. Konsumen akan semakin dimanjakan oleh stimulus pemerintah berupa penghapusan PPN, pembelian properti tanpa uang muka, serta tren suku bunga yang terus turun.