Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berkomitmen untuk mencegah terjadinya pemanasan global. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pemanfaatan kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku bahwa sampai April 2021, Kemenhub telah menggunakan 26 unit kendaraan listrik dan 43 unit lagi akan dipesan secara berkala untuk para pejabat di kantor pusat, dan jumlahnya akan terus bertambah.
“Pemanfaatan kendaraan listrik menjadi salah satu implementasi kebijakan upaya penurunan emisi yang telah menjadi kebijakan nasional. Kami sudah memulai dengan menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas,” katanya dalam siaran pers, Senin (14/6/2021).
Budi berharap tren penggunaan kendaraan listrik yang mulai dilakukan Kemenhub dapat diikuti oleh Kementerian dan Lembaga lain sehingga dapat berkontribusi mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Bukan itu saja, dia juga berharap kehadiran kendaraan listrik ini dapat diikuti dengan pembangunan energi pembangkit listrik yang lebih bersih, sehingga tidak mengalihkan emisi dari transportasi ke sektor pembangkit listrik.
"Selain sarana, Kemenhub juga sudah mulai membangun prasarana transportasi di simpul-simpul transportasi seperti bandara, pelabuhan, stasiun dan terminal, yang dilengkapi panel surya, seperti pembangkit listrik tenaga surya, penerangan jalan tenaga surya, dan bangunan yang ramah lingkungan," jelasnya.
Baca Juga
Menurut dia, transportasi termasuk salah satu sektor yang menghasilkan karbon dioksida yang sangat tinggi yang menyebabkan gas rumah kaca dan akhirnya berkontribusi terhadap pemanasan global. Untuk itu, Kemenhub terus mendukung upaya efisiensi energi baik pada sarana maupun prasarana transportasi dengan memanfaatkan energi terbarukan (non fosil).
Pemerintah Indonesia, lanjutnya, berkomitmen penuh untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan upaya sendiri di 2030. Bahkan langkah tersebut telah menjadi kebijakan nasional.
"Banyak masalah yang muncul dari penggunaan energi, seperti emisi gas rumah kaca, hujan asam, perubahan iklim, dan ketergantungan bahan bakar fosil. Dimana saat ini, 80 persen produksi listrik dunia berasal dari bahan bakar fosil dan nuklir, dan hampir semua transportasi menggunakan bahan bakar minyak cair [bensin]," imbuhnya.