Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepengurusan Indonesian Lightwood Association Akan Diisi Kaum Milenial

Generasi milenial dinilai melek teknologi dan memiliki improvisasi serta mempunyai jaringan di seluruh dunia.
Panel kayu dan kayu olahan/Ilustrasi-kemenperin.go.id
Panel kayu dan kayu olahan/Ilustrasi-kemenperin.go.id

Bisnis.com, SUKOHARJO — Indonesian Lightwood Association (Ilwa) yang beranggota ratusan perusahaan kayu pabrikan di Indonesia dengan ketua umum yang baru, ke depan bakal mentransformasi asosiasinya yang modern dengan digital organisasi.

"Kami mulai menyusun anak muda generasi kedua perusahaan dengan bisnis perkayuan dari orang tuanya beralih ke putra putrinya, hal ini, yang akan menjadi darah segar kami sebagai pengurus Ilwa baru," kata Ketua Umum Ilwa Setyo Wisnu Broto usai acara Munaslub Ilwa yang terpilih secara aklamasi periode 20202025, Sabtu (29/5/2021).

Setyo mengatakan bahwa dirinya akan membawa asosasi itu menjadi lokomotif untuk menggerakkan industri, khususnya di kayu ringan. 

Program jangka pendeknya adalah penguatan struktur organisasi. Pada kepengurusannya akan muncul milenial yang melek teknologi dan berimprovisasi serta mempunyai jaringan di seluruh dunia.

Artinya, katanya, kelompok milenial tersebut ternyata di dunia saling terkait. Kaum milenial akan ikut bergabung dengan pemasaran tidak lagi secara konvensional, tetapi membuat web dan "market place" bersama dengan patner di luar negeri yang akhirnya bisa melakukan penjualan langsung.

Wisnu menjelaskan Ilwa berawal dari "Indonesian Barecore Association" (Ibca) dideklarasikan di Solo pada 5 Mei 2015 dengan beranggotakan 123 pabrikan yang terdaftar sebagai Rumah Barecore Indonesia dengan Spirit Go Green, Go Innovation, Go International. Ibca bertransformasi menjadi Ilwa.

Wisnu mengatakan bahwa pasar kayu dunia akan tumbuh terus seiring dengan kenaikan jumlah populasi manusia dan kayu ringan, seperti sengon atau albasia dan jabon sebagai bahan baku building material bangunan dan mebeler yang diminati pasar internasional, yang kebutuhannya ke depan akan semakin meningkat.

"Sebagai info pada 2019 kebutuhan kayu dunia mencapai US$2,1 triliun atau setara Rp29.400 triliun per tahun atau lebih dari 10 kali nilai APBN Indonesia saat ini," katanya.

Melihat peluang pasar yang luar biasa tersebut, Ilwa bersama semua pemangku kepentingan akan mendorong penguasaan rantai pasok global dengan melakukan penanaman besar-besaran yang terdata secara digital dan akurat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Zufrizal
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper