Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPPT: STAL Mampu Olah Nikel dengan Kandungan Lebih Baik

Teknologi STAL pun diklaim memiliki memiliki kelebihan dari sisi peralatan dan operasional yang lebih sederhana daripada High Pressure Acid Leaching (HPAL).
Foto udara aktivitas bongkar muat nikel di areal pabrik milik PT Aneka Tambang Tbk. di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (24/8/2020). /Antara Foto-Jojon
Foto udara aktivitas bongkar muat nikel di areal pabrik milik PT Aneka Tambang Tbk. di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (24/8/2020). /Antara Foto-Jojon

Bisnis.com, JAKARTA — Dalam audit teknologi proses Step temperature Acid Leach (STAL) yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) disebutkan bahwa teknologi pengolahan tersebut mampu menghasilkan nikel dengan kandungan yang baik.

Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Mineral (PTPSM) BPPT Rudi Nugroho mengatakan pihaknya telah merampungkan audit teknologi proses STAL (Step Temperature Acid Leach) pada pilot plant pengolahan laterit nikel milik PT Hydrotech Metal Indonesia (HMI) pada Kamis (6/5/2021) di Bogor, Jawa Barat.

Hasil audit teknologi STAL menunjukkan bahwa pada tahap proses pelindian atau ekstraksi zat, teknologi ini dapat menghasilkan recovery nikel mulai 89 persen hingga 91 persen, dan kobalt sebesar 90 persen hingga 94 persen.

Sementara itu, pilot plant STAL juga telah mampu menghasilkan MHP (Mixed Hydroxide Precipitate) dengan kandungan Ni hingga lebih dari 35 persen, dimana produk MHP ini dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.

Rudi Nugroho mengatakan bahwa recovery nikel dengan teknologi STAL dapat mencapai 89 persen sampai dengan 91 persen. Menurutnya hasil itu jauh lebih bagus dibandingkan dengan AL (Atmosphere Leaching) yang hanya 50 persen hingga 70 persen, dan berbeda tipis dengan HPAL (High Pressure Acid Leaching) yang sekitar 95 persen hingga 96 persen.

Namun, Rudi menilai dengan kualitas yang tipis bedanya ini, teknologi STAL memiliki kelebihan dari sisi peralatan dan operasional yang lebih sederhana daripada HPAL.

“Butuh skill khusus untuk mengoperasikan HPAL. Peralatannya lebih kompleks, seperti tangki-tangki yang digunakan harus bisa dioperasikan dengan tekanan tertentu yang sesuai dengan standar High Pressure Acid Leaching,” kata Rudi dalam keterangan, Senin (10/5/2021).

Sementara itu, Direktur Utama PT Trinitan Metals and Minerals Tbk Petrus Tjandra berharap agar sinergisitas yang sudah dibangun dengan BPPT dapat terus berlangsung, terutama dalam pengembangan turunan dari produk-produk STAL, agar dapat memberikan kontribusi nyata dalam memperkuat kedaulatan Republik Indonesia dengan basis riset dan inovasi.

“Indonesia membutuhkan kehadiran inovasi-inovasi teknologi pengolahan yang mumpuni seperti teknologi STAL, yaitu teknologi karya anak bangsa yang mampu memanfaatkan kekayaan alam di bumi Indonesia, dengan mengolahnya untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah (added value),” ujar Petrus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper