Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wika Beton (WTON) Klaim Diuntungkan oleh Spesialisasi Induk Usaha

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) sebagai induk usaha WTON memilih menjadi spesialis komponen bangunan pada masa depan.
Pekerja melakukan pengecekan rutin beton di pabrik milik PT Wijaya Karya Beton./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan pengecekan rutin beton di pabrik milik PT Wijaya Karya Beton./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) menyatakan spesialisasi yang dilakukan oleh induk perusahaan akan menguntungkan perseroan. Spesialisasi tersebut dinilai akan meningkatkan utilisasi perseroan.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) sebagai induk usaha WTON memilih menjadi spesialis komponen bangunan pada masa depan. Adapun, pemilihan spesialisasi terebut merupakan hasil dari pebetukan tim project management office (PMO) Kementerian BUMN.

"Perancangan sepertu itu, kami terus terang happy [karena] pasti mengguntungkan. Dengan utilisasi yang rendah [saat ini[, otomatis fokus kami bagaimana meningkatkan utilisasi tersebut," kata Sekretaris Perusahaan WTON Yuherni Sisdwi R. kepada Bisnis, Rabu (5/5/2021).

Dia mengatakan bahwa utilisasi perseroan pada kuartal I/2021 berada di posisi 37 persen. Angka tersebut jatuh dari posisi pada periode yang sama tahun lalu di kisaran 52 persen.

Yuherni menilai pemilihan spesialisasi perseroan akan meningkatkan utilisasi tersebut pada tahun ini. Selain itu, spesialisasi tersebut juga akan merangsang perseroan untuk melakukan investasi.

Walakin, investasi yang dimaksud Yuherni bukan investasi untuk meningkatkan kapasitas terpasang, melainkan investasi pada sisi penjualan yang dapat meningkatkan kapasitas produksi secara langsung.

"Dari 14 pabrik yang kami punya, utilisasinya belum maksimal. Ada alat [produksi] yang kami bisa pindahkan [sesuai dengan kebutuhan proyek]," ucapnya.

Di sisi lain, katanya, turunnya utilisasi pabrikan disebabkan oleh nilai kontrak baru 2020 yang lebih rendah dari tahun sebelumnya. WTON tercatat hanya mampu mendapatkan nilai kontrak baru sekitar Rp4,8 triliun pada tahun lalu dibandingkan dengan realisasi 2019 senilai Rp5,2 triliun.

Namundemikian, Yuherni mengatakan pihaknya masih menyiapkan skenario pertumbuhan optimistis pada tahun ini. Menurutnya, katalis skenario tersebut adalah tercapainya target proyek infrastruktur pemerintah dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KBPU) yang menembus Rp400 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper