Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan kemampuan bayar utang perbankan yang tecermin dari melandainya tren restrukturisasi kredit pada kuartal I/2021 di sejumlah bank besar di Tanah Air turut dialami oleh sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia Ihksan Ingratubun mengatakan terdapat sekitar 40 persen UMKM yang mulai bangkit sejak Januari 2021 dan secara perlahan mengalami peningkatan kemampuan membayar utang perbankan pada kuartal I/2021.
"Pada Januari, ada sekitar 40 persen dari total pelaku UMKM yang sudah bangkit. Mereka sudah mulai sanggup membayar utang bank secara perlahan," ujar Ikhsan ketika dihubungi, Minggu (2/5/2021).
Dia menjelaskan tren perbaikan kemampuan bayar utang di sektor UMKM ditopang oleh sejumlah hal. Pertama, pergeseran dari penerapan PSBB yang ketat tahun lalu menjadi penerapan PPKM yang dinilai lebih leluasa bagi pergerakan masyarakat.
Kedua, pelaksanaan program vaksinasi. Ketiga, penyaluran stimulus atau pun insentif
Keempat, penerapan protokol kesehatan yang relatif membaik sejak Januari 2020, meskipun masih terdapat sejumlah titik yang perlu diawasi dengan ketat, sehingga mendorong masyarakat menjadi lebih berani untuk melakukan transaksi perdagangan.
Baca Juga
Ikhsan mengatakan perbaikan daya bayar utang kepada pihak perbankan dialami oleh sejumlah sektor UMKM, di antaranya fesyen dan makanan dan minuman (mamin). Sementara untuk UMKM di sektor pariwisata disebut belum mengalami pemulihan yang signifikan meskipun ada pergerakan dari wisatawan lokal pada periode yang sama.
Adapun, lanjutnya, DKI Jakarta sebagai daerah dengan kontribusi UMKM terbesar nasional terhadap produk domestik bruto (PDB) berhasil menunjukkan performa pemulihan yang cukup pesat di sektor tersebut. Sebanyak 60 persen pelaku UMKM di Jakarta dikatakan mulai bangkit dan secara perlahan mampu melakukan pembayaran utang.
Dia memperkirakan tren tersebut akan berlanjut sepanjang 2021 seiring dengan penanganan Covid-19 yang baik. "Jadi, tahun depan tidak heran kalau sektor UMKM mulai masuk ke fase normal," ujarnya.
Sebagai informasi, data dari sejumlah bank mencatat penurunan restrukturisasi pada kuartal I/2021.
Baki kredit restrukturisasi Bank Mandiri menyentuh Rp94 triliun atau turun dari posisi Desember 2020, Rp102 triliun. Sementara itu, baki kredit restrukturisasi BNI mencapai Rp84 triliun dari Rp102 triliun pada periode yang sama.