Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menetapkan alur pelayaran masuk Pelabuhan Pomalaa dan Pelabuhan Bungku. Hal ini dilakukan dalam rangka menjamin keselamatan pelayaran dan fungsi kedua pelabuhan tersebut sebagai simpul dari mata rantai kelancaran muatan angkutan laut dan darat yang selanjutnya berfungsi sebagai kegiatan peralihan antar moda transportasi di Sulawesi.
Direktur Kenavigasian Hengki Angkasawan mengatakan kedua pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan yang cukup strategis dimana lokasinya berada di dekat Morowali yang sebentar lagi akan menjelma menjadi pusat industri.
"Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut harus mendukung dari segi keselamatan pelayaran dan konektivitas khususnya dalam menjamin kelancaran arus lalu lintas kapal dan logistik dari dan yang menuju Pelabuhan Pomalaa dan Pelabuhan Bungku," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (27/4/2021).
Menurutnya, demi mendukung hal tersebut dan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan keselamatan pelayaran, maka penetapan alur pelayaran masuk pelabuhan Pomalaa dan alur pelayaran masuk Pelabuhan Bungku perlu segera ditetapkan.
Lebih lanjut dia menyebut semua pihak harus bersinergi untuk segera menyesuaikan penetapan alur ini, dan ini tentunya akan menambah keyakinan investor untuk bisa menggunakan pelabuhan-pelabuhan di Sulawesi.
"Berkat sinergi yang baik antara seluruh pihak yang terkait maka telah disusun Rancangan Keputusan Menteri Perhubungan tentang penetapan alur pelayaran masuk Pelabuhan Pomalaa dan alurpelayaran masuk Pelabuhan Bungku," ujarnya.
Baca Juga
Dengan adanya Keputusan Menteri Perhubungan tersebut, dia berharap ke depannya dapat terwujud keteraturan, kelancaran serta keamanan dan keselamatan pelayaran di Pelabuhan Pomalaa dan Pelabuhan Bungku, serta dapat mendukung peningkatan perekonomian di wilayah Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara dan wilayah Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.
"Adanya penetapan alur pelayaran ini selain dapat meningkatkan jalur perekonomian juga diharapkan dapat mendorong pengembangan potensi di daerah khususnya di provinsi Sulawesi Tenggara dan provinsi Sulawesi Tengah yang dikenal memiliki potensi perikanan dan pertambangan terutama tambang nikel untuk komponen baterai mobil listrik, dimana Indonesia menjadi satu-satunya produsen terbesar di dunia," tuturnya.