Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Korea Selatan Naik 1,6 Persen, Balik ke Level sebelum Covid-19

Pertumbuhan tersebut sebagian didorong oleh pulihnya konsumsi pribadi pada kuartal pertama yang naik 1,1 persen.
Korea Selatan/Istimewa
Korea Selatan/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Korea Selatan mulai naik pada kuartal pertama tahun ini, pulih ke level sebelum merebaknya pandemi Covid-19.

Mengutip KBS World, data sementara dari Bank Sentral Korea (BOK) pada hari Selasa (27/04/2021) menunjukkan produk domestik bruto (PDB) riil Korea Selatan tumbuh 1,6 persen pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Ekonomi Korea Selatan menurun 1,3 persen dan 3,2 persen secara berturut-turut pada kuartal pertama dan kedua tahun lalu. Kemudian naik 2,1 persen pada kuartal ketiga dan 1,2 persen pada kuartal keempat.

BOK mengatakan melihat pertumbuhan pada kuartal pertama berdasarkan sektor-sektor, ekonomi Korea Selatan telah pulih ke level yang sama pada kuartal empat 2019, sebelum pandemi Covid-19.

Pertumbuhan tersebut sebagian didorong oleh pulihnya konsumsi pribadi pada kuartal pertama yang naik 1,1 persen.

Di sisi lain, sebuah laporan terbaru dari BOK menunjukkan adanya kemungkinan besar uang yang terkumpul dari tabungan rumah tangga nantinya akan muncul sebagai konsumsi 'balasan' karena kegiatan konsumsi tahun lalu tertunda akibat pandemi Covid-19. Konsumsi balasan mengacu pada konsumsi yang ditangguhkan dan kemudian dilanjutkan.

Tim peneliti di BOK menganalisis hal tersebut dalam sebuah laporan bertajuk 'Memeriksa kemungkinan konsumsi yang terpendam (pent-up) di masa mendatang'.

Tim peneliti menjelaskan bahwa tidak seperti krisis keuangan sebelumnya, krisis Covid-19 memicu tersendatnya konsumsi yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat kemerosotan pertumbuhan ekonomi.

Rasio pertumbuhan konsumsi pribadi di tahun lalu tercatat -4,9 persen, turun secara signifikan dibanding penurunan tingkat pertumbuhan PDB riil Korea Selatan yang tercatat sebesar -1,0 persen.

Menurutnya, sejalan dengan aturan jaga jarak sosial, sektor layanan dengan tatap muka mengalami penurunan 7,4 persen dari setahun lalu, dan konsumsi pakaian dan sepatu juga turun 9 persen, sementara konsumsi barang mahal yang tahan lama, seperti mobil dan alat elektronik melonjak tajam sebesar 11,4 persen.

Oleh karena itu, diperkirakan jika penyebaran Covid-19 mereda dan pendapatan serta kondisi lapangan kerja pulih, maka terdapat pula kemungkinan pemulihan konsumsi yang selama ini tertahan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rezha Hadyan
Sumber : KBS World
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper