Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Konstruksi Asing Bertambah, Gapensi: Bisa Jadi Lokomotif Baru

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendata tahun lalu ada 6 unit BUJK asing yang menutup cabangnya. Namun demikian, 30 unit BUJK asing anyar masuk ke dalam negeri.
Pekerja membangun konstruksi gedung bertingkat di kawasan Daan Mogot, Tangerang, Kamis (3/8)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pekerja membangun konstruksi gedung bertingkat di kawasan Daan Mogot, Tangerang, Kamis (3/8)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah memukul sebagian badan usaha jasa konstruksi (BUJK) lokal dan dipaksa gulung tikar. Pada saat yang sama, jumlah BUJK asing di dalam negeri justru meningkat.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendata tahun lalu ada 6 unit BUJK asing yang menutup cabangnya. Namun demikian, data di lapangan menunjukkan 30 unit BUJK asing anyar masuk ke dalam negeri.

"[Mungkin] ada proyek-proyek besar yang jalan di luar dana pemerintah [pada tahun lalu]. Pada saat pandemi, mungkin negara meningkatkan investasi asing yang cukup signifikan dan membawa pelaku jasa konstruksi asing masuk juga," kata Wakil Sekretaris Jenderal II Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Errika Ferdinata kepada Bisnis, Senin (19/4/2021).

Errika memperkirakan jumlah BUJK lokal anjlok sekitar 50 persen akibat pandemi Covid-19. Angka tersebut, menurutnya, didapatkan dari menurunnya jumlah BUJK yang melakukan pendaftaran ulang ke asosiasi.

Sementara itu, Kementerian PUPR mendata jumlah BUJK asing naik 4,41 persen secara tahunan atau sebanyak 24 unit menjadi 568 unit. Adapun, ada 22 unit BUJK asing yang masuk ke dalam negeri pada 2019.

Walaupun menduga ada proyek asing baru di dalam negeri pada tahun lalu, Errika berujar pihaknya belum mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai proyek dengan dana asing di Nusantara. Walakin, Errika berpendapat bertambahnya jumlah BUJK asing dapat menjadi katalis positif bagi industri konstruksi nasional.

Pasalnya, ujar, proyek-proyek yang dikerjakan BUJK asing notabenenya memiliki nilai yang besar. Artinya, industri konstruksi nasional memiliki tambahan lokomotif baru untuk menggerakkan industri konstruksi nasional.

"Kami tidak bisa menilai ini baik atau buruk. Kalau rombongan [BUJK] asing masuk tapi [BUJK lokal] jadi penonton tidak bagus juga. Tapi, kalau masuk dan mengajak perusahaan lokal untuk berpartisipasi kan lebih bermanfaat secara luas," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper