Bisnis.com, JAKARTA – Tren belanja iklan pada periode Ramadan tahun ini diperkirakan tidak akan berbeda jauh dibandingkan dengan 2020.
Brand-brand pun dikatakan telah mengalokasikan anggaran belanja untuk dihabiskan selama Ramadan 2021.
Country Head & Board of Director Mobile Marketing Association (MMA) Shanti Tolani mengatakan belum ada estimasi yang lebih spesifik mengenai nilai belanja iklan yang akan dihabiskan selama periode Ramadan. Tetapi, menurutnya brand-brand tetap akan mendorong belanja iklan di setiap platform yang tersebut.
Di platform televisi, ujarnya, belanja iklan diestimasikan stabil. Kalaupun ada penurunan, Shanti memperkirakan turun tidak lebih dari 1-2 persen. Sementara belanja iklan di platform digital tahun diproyeksikan mengalami kenaikan meskipun belum diketahui estimasi pastinya.
Tren yang sama juga terjadi di media cetak dan radio. Belanja iklan di kedua segmen tersebut disebut masih ada pergerakan. Adapun, produk-produk yang diperkirakan akan mengalami kenaikan adalah produk kecantikan, gim, dan musik elektronik.
"Brand-brand tetap akan mendorong belanja untuk iklan di setiap platform pada Ramadan ini. Bujetnya tidak sefleksibel pada 2019, tapi juga tidak separah 2020," ujar Shanti ketika dihubungi, Jumat (16/4/2021).
Baca Juga
Mengutip data Nielsen, pada Ramadan tahun lalu beberapa kategori yang masuk 10 kategori pengiklan tertinggi produk meningkatkan bujet iklannya lebih dari 20 persen di berbagai platform media.
Adapun, kategori layanan daring, komunikasi, perawatan rambut, makanan/mi instan, kopi dan teh, susu untuk pertumbuhan, serta vitamin memilih menambah bujet iklan di media tv dan digital.
Sementara untuk kategori jus dan iklan pemerintah/partai politik mengalokasikan budget iklannya lebih banyak ke media digital.
Tahun lalu, indikator belanja iklan adalah kepemirsaan TV yang menunjukkan tren lebih tinggi. Hal tersebut dipicu oleh beberapa hal, di antaranya meningkatnya jumlah pemirsa yang mencapai empat kali lipat (+372 persen) saat sahur hingga pagi.
Peningkatan juga terjadi di semua segmen usia. Tertinggi adalah di segmen usia anak dan remaja (10-14 tahun) sebanyak 45 persen.