Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PT Indec Diagnostic Siap Produksi Alat Tes PCR dan Deteksi Kekebalan Tubuh

PT Indec akan memproduksi sekitar 5 juta alat tes PCR sebulan untuk 2021.
Petugas mengambil sampel lendir saat Tes PCR di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang, Rabu (22/4/2020). Foto: Istimewa
Petugas mengambil sampel lendir saat Tes PCR di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang, Rabu (22/4/2020). Foto: Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan produsen alat tes dan diagnostik, PT Indec Diagnostic bersiap mendorong produksi alat tes dalam rangka memerangi Covid-19 di dalam negeri.

Direktur PT Indec Diagnostic Suroso mengatakan, bahwa pihaknya terus berupaya berkontribusi di bidang kesehatan, khususnya produksi alat kesehatan untuk membantu masyarakat dan pemerintah memerangi Covid-19.

“Walaupun agak terlambat, PT Indec Diagnostic ingin tetap berperan melawan pandemi melalui pelucuran produk kami alat tes PCR. Sebagai anak bangsa sebetulnya sudah mampu produksi sendiri rapid tes, sehingga tidak perlu bergantung lagi kepada luar negeri,” kata Suroso pada konferensi pers virtual, Selasa (13/4/2021).

Rencananya, PT Indec akan memproduksi sekitar 5 juta alat tes PCR sebulan untuk 2021. Harapannya, dengan terbukanya pasar, PT Indec Diagnostic bisa menambah kapasitas pada tahun-tahun mendatang.

Produksi alat tes dalam negeri, kata Suroso, juga sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk sebisa mungkin sebanyak-banyaknya mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.

Namun, untuk mewujudkannya, lanjut Suroso, perlu juga bantuan dari kementerian dan lembaga, terkait penggunaan produk-produknya.

Saat ini, PT Indec Diagnostic telah memiliki dua produk yang telah mendapat izin edar dan digunakan oleh Kementerian Kesehatan, serta sudah didistribusikan ke seluruh Indonesia, yaitu produk rapid tes antibodi Covid-19 IgG dan IgM, serta rapid tes antigen Covid-19.

Selain alat tes PCR, PT Indec juga tengah mengembangkan alat untuk mendeteksi tingkat kekebalan tubuh seseorang setelah divaksinasi. Pasalnya, sekitar 10 persen orang yang divaksinasi gagal menimbulkan respons imun.

“Ini juga untuk menangkap pasar setelah adanya kemungkinan penjualan alat tes deteksi Covid-19 menurun setelah adanya program vaksinasi,” imbuh Suroso.

Alat tersebut juga akan menjamin keamanan seseorang setelah divaksinasi. Dengan demikian, setelah vaksinasi, bukan sertifikat vaksinasi yang dibutuhkan, melainkan sertifikat kekebalan tubuh.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper