Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biaya Pengiriman Melambung, Produsen Bebankan pada Harga Konsumen

Harga satu kontainer barang dari China ke Pantai Barat AS dan pelabuhan Eropa telah mendekati rekor tertinggi selama beberapa bulan. Ada peluang untuk kenaikan lebih lanjut meskipun harga spot biasanya melemah sepanjang tahun ini.
Kapal Evergreen Marine Corporation/ Bloomberg
Kapal Evergreen Marine Corporation/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Biaya pengiriman yang sangat tinggi untuk kontrak selama 12 bulan ke depan memaksa perusahaan untuk membebankan biaya tambahan kepada konsumen.

Harga satu kontainer barang dari China ke Pantai Barat AS dan pelabuhan Eropa telah mendekati rekor tertinggi selama beberapa bulan. Ada peluang untuk kenaikan lebih lanjut meskipun harga spot biasanya melemah sepanjang tahun ini.

Terlebih lagi, kontrak baru yang ditandatangani oleh beberapa importir terbesar AS menunjukkan lonjakan tersebut tidak akan menjadi gangguan jangka pendek.

Eksportir, importir, dan para agen kini sedang mempertimbangkan untuk membeli peti kemas dan mencarter kapal mereka sendiri untuk menghindari biaya setinggi langit dan penundaan layanan.

Di sepanjang jalur perdagangan yang menghubungkan Asia dengan Amerika Utara, tarif kontrak dalam beberapa pekan terakhir berkisar antara US$2.500 hingga US$3.000 untuk kontainer berukuran 40 kaki.

Menurut George Griffiths, editor di tim penetapan harga kargo kontainer global di S&P Global Platts, biaya itu 25 persen hingga 50 persen lebih tinggi dari tahun lalu.

“Itu menunjukkan bahwa orang-orang mengharapkan ini terus berlanjut, bahwa mereka tidak mengharapkan tarif turun dalam waktu dekat,” kata Griffiths, dilansir Bloomberg, Senin (12/4/2021).

Kondisi rantai pasok ini menarik perhatian pejabat Federal Reserve yang mencoba menetapkan kebijakan moneter berdasarkan kecepatan pemulihan AS dan prospek inflasi.

Menurut risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) terbaru, meskipun ada tanda-tanda aktivitas pabrik yang solid dalam beberapa bulan mendatang, kekurangan bahan dan tenaga kerja, serta kemacetan dalam transportasi, mengisyaratkan beberapa potensi hambatan pada kecepatan pemulihan manufaktur.

Adapun biaya pengiriman yang lebih tinggi dipicu oleh kombinasi beberapa faktor, termasuk melonjaknya permintaan di tengah stimulus, pelabuhan yang macet, terlalu sedikitnya kapal, pekerja pelabuhan, dan pengemudi truk. Masalahnya terlalu luas untuk diatasi dengan perbaikan jangka pendek dan menciptakan efek riak di seluruh rantai pasokan AS.

Arnold Kamler, CEO Kent Bicycles, produsen sepeda yang berbasis di Fairfield, New Jersey, mengatakan biaya pengirimannya telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam beberapa bulan terakhir.

Selain itu, pengemudi truk sering kali melewatkan janji untuk mengambil barang dari gudang, sementara kurangnya suku cadang membuat produksi tidak dapat memenuhi permintaan. Kent telah menaikkan harga sepeda empat kali dalam 12 bulan terakhir, sebagian didorong oleh biaya pengiriman, bahan mentah, dan tarif.

Gordon Downes, CEO New York Shipping Exchange, sebuah platform kargo online, mengatakan bahwa bisnis yang lebih besar seringkali dapat memperoleh tarif pengiriman yang lebih baik berkat ukuran pesanan mereka. Namun, yang lebih kecil bergantung pada harga spot dan kenaikan harga.

“Terutama jika Anda bukan pengirim yang sangat besar yang memiliki proses negosiasi yang sangat canggih dan banyak pengaruh, Anda dipaksa untuk menerima kontrak ini,” kata Downes.

Misalnya, kenaikan harga dan biaya tambahan yang dikenakan pada bisnis kecil yang menggunakan tarif spot dapat dikaitkan dengan apa saja, mulai dari cuaca dan kemacetan kapal hingga biaya bahan bakar dan bahan mentah.

Kamler mengatakan klausul dalam kontraknya telah membiarkan pengangkut peti kemas membebankan biaya selama musim puncak, yang diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan November mendatang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper