Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI Manufaktur Ekspansif, Kinerja Impor Maret 2021 Diproyeksi Membaik

Pertumbuhan impor pada periode Maret 2021 diperkirakan akan lebih baik jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, namun tidak akan meningkat secara secara signifikan karena para importir masih cenderung wait and see.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memperkirakan kinerja impor pada Maret 2021 akan membaik seiring dengan indikator purchasing managers' index (PMI) Manufaktur Indonesia yang meningkat tinggi hingga mencapai 53,2.

Kepala Ekonom BCA David Sumual memprediksi pertumbuhan impor pada periode tersebut akan lebih baik jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, namun tidak akan meningkat secara secara signifikan karena para importir masih cenderung wait and see.

“Impor naik, terutama bahan baku penolong dan barang konsumsi, tapi juga ada penundaan impor kemarin, jadi impor tidak akan setinggi ekspektasi,” katanya kepada Bisnis, Minggu (11/4/2021).

Namun demikian, David mengatakan neraca perdagangan pada Maret 2021 masih akan mengalami surplus, yang didorong oleh kinerja ekspor.

“Kita masih kemungkinan suprlus karena pengaruh dari ekspor kita yang masih terbantu komoditas, tapi untuk ekspor manufaktur memang masih lemah karena kebanyakan negara lain masih lockdown,” jelasnya.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memperkirakan kinerja perdagangan akan mengalami surplus pada kisaran US$800 hingga US$900 juta.

Surplus pada periode ini menyusut jika dibandinngkan dengan posisi pada Februari 2021 yang sebesar US$2 miliar. Menurutnya, penyusutan tersebut disebabkan oleh kenaikan pada sisi impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor.

“Ekspor Maret 2021 diproyeksi tumbuh 1 hingga 2 persen dibanding Februari, salah satunya karena rebound harga komoditas perkebunan dan pertambangan disertai kenaikan PMI manufaktur di negara tujuan ekspor utama, khususnya China,” katanya.

Di samping itu, menurut Bhima kinerja ekspor juga dipengaruhi ekspektasi kenaikan permintaan domestik di Amerika Serikat sebagai dampak dari optimisme stimulus Biden US$1.9 triliun.

Sementara itu, dari sisi impor, terjadi kenaikan impor barang konsumsi sejalan dengan impor komoditas pangan seperti gula dan garam.

Impor juga dipicu oleh persiapan jelang Ramadan dan Lebaran. “Secara musiman barang konsumsi biasanya naik 1 bulan sebelum Lebaran. Untuk impor bahan baku juga akan naik sebagai imbas mulai pulihnya produksi manufaktur meski bertahap,” jelasnya.

Adapun, berdasarkan konsensus Bloomberg, neraca perdagangan Indonesia pada maret 2021 diperkirakan surplus sebesar US$1,50 miliar secara rata-rata. Estimasi tertinggi surplus perdagangan diperkirakan sebesar US$1,92 miliar dan estimasi terendah sebesar US$1,03 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper