Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah China Inisiasi Pendirian BUMN Khusus Awasi Data Perusahaan Teknologi

Pembentukan entitas itu didukung pemerintah bersama dengan beberapa platform e-commerce dan perusahaan sistem pembayaran terbesar di China.
Presiden China Xi Jinping/Bloomberg
Presiden China Xi Jinping/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China telah mengusulkan pembentukan usaha patungan dengan raksasa teknologi lokal untuk mengawasi data menguntungkan yang mereka kumpulkan dari ratusan juta konsumen.

Dilansir Bloomberg, Kamis (25/3/2021), menurut orang-orang yang dekat dengan masalah ini, rencana awal yang dipimpin oleh Bank Rakyat China ini akan menandai peningkatan yang signifikan dalam upaya regulator untuk memperketat cengkeraman mereka atas sektor internet dan teknologi di negara itu.

Pembentukan entitas itu didukung pemerintah bersama dengan beberapa platform e-commerce dan perusahaan sistem pembayaran terbesar di China.

Perusahaan online akan menjadi pemegang saham awal dalam usaha patungan, meskipun eksekutif puncak perlu disetujui oleh regulator. Bank sentral tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Proposal tersebut merupakan salah satu dari serangkaian opsi yang dianggap dapat mewujudkan tujuan Beijing untuk mendapatkan kendali yang lebih besar atas data yang dikumpulkan oleh raksasa online dari Alibaba Group Holding Ltd. dan Tencent Holdings Ltd. hingga pendatang baru seperti ByteDance Ltd. dan Meituan.

Perusahaan-perusahaan itu telah didorong untuk membuka data di berbagai bidang mulai dari e-commerce hingga media sosial untuk mempromosikan perkembangan yang sehat dari ekonomi online dalam sebuah laporan yang menguraikan prioritas Partai Komunis.

Chief Executive Officer Tencent Pony Ma mengatakan bahwa prinsip panduannya adalah meminimalkan akses platform ke data pengguna.

"Data sangat rumit. Ada perbedaan tipis antara memastikan privasi pengguna dan membuka data untuk berbagi," kata Ma.

Sumber itu juga mengatakan salah satu rintangan utama untuk usaha patungan semacam itu adalah aturan yang ada seputar privasi data, yang memberi individu hak untuk memutuskan bagaimana informasi mereka digunakan. 

Menempatkan data konsumen di bawah pengawasan perusahaan atau pemerintah akan membutuhkan perubahan hukum.

Masih belum jelas cakupan keseluruhan dari entitas baru itu, jenis data apa yang akan dikelola dan dari sumber apa.

Sementara itu, Partai Komunis China baru-baru ini mengisyaratkan niat untuk memperketat cengkeramannya atas dunia internet, e-commerce, dan keuangan digital setelah beberapa dekade mengadopsi pendekatan yang relatif lepas tangan yang melahirkan generasi miliarder.

Sama seperti Facebook Inc. atau Google, banyaknya informasi yang dikumpulkan oleh raksasa internet China secara real time adalah kunci untuk keuntungan mereka serta kemampuan mereka untuk berinovasi dan berkembang.

Namun, Beijing semakin waspada terhadap kekuatan perusahaan seperti Alibaba dan Tencent dan potensi mereka untuk memengaruhi opini publik.

Presiden Xi Jinping memperingatkan bulan ini bahwa pemerintahnya akan mengejar perusahaan yang telah mengumpulkan kekuatan melalui data dan perlindungan ratusan juta konsumen. 

Komentar yang dilontarkan dengan tegas itu mengisyaratkan rencana China untuk memperkuat kampanye untuk mengekang pengaruh perusahaan swasta paling kuatnya, yang sejauh ini berpusat terutama pada Alibaba dan afiliasinya Ant Group Co.

Komentar itu adalah seruan Xi untuk pertama kalinya yang secara khusus membahas ekonomi platform, meskipun dia sebelumnya telah menekankan pentingnya mencegah monopoli.

Upaya China untuk mengatur raksasa internetnya bertepatan dengan meningkatnya pengawasan global atas industri tersebut, karena pemerintah dari AS hingga Uni Eropa dan Australia telah bentrok dengan perusahaan termasuk Twitter Inc. dan Facebook.

Langkah itu menjadi bukti betapa pentingnya industri ini bagi infrastruktur dasar dan keamanan nasional China.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper