Bisnis.com, JAKARTA — PT Dirgantara Indonesia mengekspor satu unit pesawat patroli laut tipe CN235-220 senilai Rp354 miliar yang dipergunakan bagi operasi Angkatan Udara Senegal.
Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro mengatakan bahwa ekspor pesawat terbang ke Senegal dianggap memiliki nilai strategis bagi industri nasional.
Menurutnya, dengan adanya supply record export order dan kepuasan pelanggan luar negeri menjadi salah satu syarat utama dalam evaluasi pada tender-tender internasional.
Proyek ini, lanjutnya, juga merupakan salah satu langkah strategis untuk memasuki pasar negara Asia Selatan dan Kawasan Afrika.
“Alhamdulillah, dalam situasi ini PT DI berhasil melakukan ekspor pertamanya pada awal tahun 2021. Dengan diserahkannya pesawat CN235 ketiga ini semoga dapat membantu meningkatkan kinerja Angkatan Udara Senegal dalam setiap pelaksanaan operasi udara," ujarnya melalui siaran pers, Senin (22/3/2021).
Hingga saat ini, PT DI telah berhasil memproduksi dan mengirimkan pesawat CN235 sebanyak 69 unit untuk dalam negeri maupun luar negeri. Dari total 286 unit populasi pesawat seri CN235 di dunia, saat ini PT DI merupakan satu-satunya industri manufaktur pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat CN235.
Sebagian modal kerja PT DI dalam pembuatan pesawat ini didanai oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dengan skema national interest account.
Skema tersebut merupakan penugasan khusus dari Kemenkeu untuk penyediaan pembiayaan ekspor pesawat udara dengan pasar Afrika dan Asia Selatan. Pembiayaan ini juga mempertimbangkan dampak ekonomi dan sosial, di antaranya penyerapan tenaga kerja lebih dari 4.000 orang serta perluasan negara tujuan ekspor Indonesia ke pasar nontradisional.
Adapun secara spesifikasi, pesawat patroli laut seri CN235-220 ini memiliki beberapa keunggulan antara lain dapat lepas landas dengan jarak yang pendek dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput, mampu terbang selama 8 jam dengan sistem avionik glass cockpit, autopilot, dan adanya winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar.
Pesawat ini juga dilengkapi dengan tactical console, 360 derajat search radar yang dapat mendeteksi target yang kecil sampai 200 nautical mile dan automatic identification system, sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal sehingga dapat diperoleh posisi objek yang mencurigakan.
Kemudian terdapat juga forward looking infra red untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target, serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi, baik dalam kondisi siang maupun malam hari.