Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenko Perekonomian: Pertumbuhan Akan Terasa Mulai Kuartal III/2021

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan bahwa yang dilakukan pemerintah paling utama saat ini adalah kesehatan.
Sejumlah pengunjung melihat barang-barang yang dijual dengan harga diskon di sebuah pusat perbelanjaan di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (7/12/2019). Jelang libur Natal dan Tahun Baru, pusat perbelanjaan menawarkan barang- barang dengan harga diskon untuk menarik minat pembeli dan salah satu cara agar target penjualan tercapai pada akhir tahun./ANTARA FOTO-Fakhri Hermansyah
Sejumlah pengunjung melihat barang-barang yang dijual dengan harga diskon di sebuah pusat perbelanjaan di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (7/12/2019). Jelang libur Natal dan Tahun Baru, pusat perbelanjaan menawarkan barang- barang dengan harga diskon untuk menarik minat pembeli dan salah satu cara agar target penjualan tercapai pada akhir tahun./ANTARA FOTO-Fakhri Hermansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah meyakini perekonomian tahun ini akan lebih baik dari 2020. Pertumbuhan ekonomi diprediksi 4,5 persen hingga 5,3 persen meski Covid-19 masih ada.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan bahwa yang dilakukan pemerintah paling utama saat ini adalah kesehatan. Itu sebabnya pembatasan kegiatan masyarakat dilakukan untuk mencegah penularan.

“Karena kita sadar kalau kesehatan [kasus positif] meningkat, tidak mungkin bisa memulihkan ekonomi kita. Maka, solusi yang dilakukan mengatasi dari aspek kesehatan,” katanya melalui diskusi virtual, Senin (23/3/2021).

Iskandar menjelaskan bahwa kesehatan tidak cukup untuk menggairahkan perekonomian. Masyarakat membutuhkan stimulus dan berbagai bantuan diberikan untuk menjaga konsumsi, mulai dari bantuan sembako hingga uang tunai.

Hal ini karena pemerintah menyadari bahwa konsumsi berperan 57 persen terhadap ekonomi Indonesia. Akan tetapi dari jumlah tersebut 80 persen merupakan kontribusi masyarakat menengah ke atas. Kelompok ini cenderung menahan uangnya karena kondisi yang belum pasti. Oleh karena itu, vaksinasi dilakukan agar mereka mau belanja.

Dengan begitu, terang Iskandar, permintaan akan meningkat sehingga beriringan pula dengan suplai yang juga naik. Untuk menjaga persediaan pasokan tetap terjaga, bantuan dalam bentuk modal kerja dilakukan. Semua upaya tersebut adalah tindakan jangka pendek.

Untuk jangka panjang, reformasi stuktural dilakukan yaitu dengan lahirnya Undang-Undang 11/2020 tentang Cipta Kerja. Regulasi ini dipercaya dapat meningkatkan investasi sehingga bisa mewujudkan seperti cita-cita awal, yakni menciptakan lapangan kerja. Dengan kombinasi tersebut, harapannya ekonomi Indonesia bisa pulih dan lebih tinggi lagi.

“Tapi tentu pertumbuhan ekonomi akan terasa dan mulai terjadi kita perkirakan di triwulan III/2020 ketika mulai divaksin dan meningkat di triwulan IV/2021 dan seterusnya di 2022. Sehingga itu yang mendorong pertumbuhan ekonomi kita jauh lebih baik dari 2020,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper