Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Daging Sapi Defisit, Siap-siap Harga Naik!

Puncak kenaikan harga daging sapi diramal terjadi pada pekan kedua Mei atau menjelang Idul Fitri.
Pedagang daging sapi segar melayani konsumen, di  Pasar Modern, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (2/6/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Pedagang daging sapi segar melayani konsumen, di Pasar Modern, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (2/6/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Pasokan daging sapi dan kerbau selama Januari–Mei 2021 diperkirakan defisit 14.272 ton. Harga juga diproyeksi terkerek lantaran produksi dalam negeri dan realisasi impor selama periode ini berada di bawah akumulasi total.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan total pasokan daging sapi/kerbau dalam negeri pada 5 bulan pertama 2021 mencapai 54.572 ton. Jumlah ini terdiri atas stok bawaan 2020 sebesar 34.222 ton dan 120.350 ton dari produksi dalam negeri.

Di sisi lain, rencana importasi pada periode tersebut ditaksir berjumlah 111.296 ton. Jika diakumulasi, total pasokan mencapai 265.868 ton.

Meski demikian, total kebutuhan pada Januari-Mei diperkirakan sebanyak 280.140 ton. Hal ini menyebabkan kondisi neraca sampai Mei diperkirakan defisit 14.272 ton. Kondisi ini diperkirakan bakal menyebabkan naiknya harga daging pada Ramadan dan Idul Fitri.

"Peningkatan harga daging sapi dikarenakan terjadi defisit dari posisi bulan Januari hingga Maret 2021," kata Syahrul dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (18/3/2021).

Syahrul menjelaskan kenaikan harga akibat defisit akan berlangsung setidaknya sampai awal Juni 2021. Puncak kenaikan harga diramal terjadi pada pekan kedua Mei atau menjelang Idul Fitri dengan harga rata-rata di kisaran Rp121.678 per kg.

Guna mengantisipasi kondisi ini, Syahrul mengatakan pemerintah akan mengoptimalisasi penyediaan daging sapi atau kerbau. Salah satunya dengan memobilisasi sapi lokal dari sentra produksi di 10 provinsi untuk upaya stabilisasi melalui penugasan ke BUMN.

Selain itu, Kementan mengatakan siap menggunakan dana Cadangan Stabilisasi Harga Pangan (CHSP) sebagai langkah antisipasi bila harga di tingkat konsumen tidak terkendali atau melebihi harga normal.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sebelumnya telah memperingatkan soal potensi naiknya harga daging sapi menjelang Ramadan. Hal ini tak lepas dari masih tingginya harga sapi bakalan dari Australia yang digemukkan di dalam negeri dan menjadi sumber pasokan ke pasar dalam negeri.

“Saya ingin utarakan harga ini akan naik. Namun mudah-mudahan persiapan yang dilakukan oleh Kemendag membuat kenaikan bisa lebih dijangkau karena memang situasi dunia tidak menentu,” ujar Lutfi awal pekan ini.

Lutfi pun menjelaskan pemerintah telah menugaskan importasi daging kerbau/sapi beku kepada BUMN. Alokasi impor diberikan kepada Perum Bulog untuk impor daging kerbau dengan volume 80.000 ton untuk 2021 dan 20.000 ton daging sapi Brasil yang akan diimpor oleh PT Berdikari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper