Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa dagang-el atau e-commerce Indonesia bisa merambah pasar internasional kuncinya dengan menyelesaikan trade barrier (penghalang perdagangan) antarnegara.
“Trade barrier antarnegara adalah cukai karena jika tetap menggunakan cukai, e-commerce tidak bisa berjalan. Oleh sebab itu, di level Asean sedang dibuat roadmap untuk Industri 4.0 termasuk e-commerce,” katanya pada terbitan East Ventures dengan judul Digital Competitiveness Index 2021; Momentum Akselerasi Transformasi Ekonomi Digital yang dikutip Selasa (16/3/2021).
Airlangga menjelaskan bahwa nantinya akan ditentukan bagaimana transfer barang bisa berjalan lancar. Semua negara melihat Indonesia sebagai pasar yang besar sehingga mereka semua mau masuk mengambil peluang tersebut.
“Ini tentu menjadi tantangan. Kita harus waspada dan menjaga agar pasar Indonesia yang besar dimanfaatkan oleh kita sendiri,” jelasnya.
Saat ini, terang Airlangga, potensi ekonomi digital Indonesia sekitar US$40 miliar dan menjadi US$133 miliar pada 2025. Ini menjadi salah satu akselerator pengungkit untuk membangkitkan ekonomi Indonesia.
Akan tetapi Indonesia masih memiliki tantangan. Pertama, konektivitas antarpulau. Oleh karena itu, proyek satelit Palapa Ring dan teknologi fiber optik dikebut.
Kedua, masih adanya daerah 3T (terluar, terdepan dan tertinggal). Mereka harus ditangani secara khusus agar secara digital tidak ketinggalan. Terakhir, dari sisi pendidikan. Pemerintah harus melakukan edukasi agar literasi digital masyarakat lebih tinggi.
Di sisi lain, pemerintah juga menggerakkan slogan #BanggaBuatanIndonesia. Hingga September lalu, sudah ada 2,4 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masuk pasar digital.
“Kementerian Koperasi UMKM juga punya program. Kementerian Perindustrian punya program e-smart UKM. Dari Kominfo, Kementerian Pertanian, dan Kementerian KKP juga mengkampanyekan #BanggaBuatanIndonesia,” ucap Airlangga.