Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepastian Penggunaan AstraZeneca di RI Diperkirakan Butuh Waktu 2 Pekan

Penggumpalan darah para penerima vaksin AstraZeneca di sejumlah negara akan ditindaklanjuti oleh pemerintah sebelum didistribusikan ke masyarakat.
Vaksin Covid-19 AstraZeneca. /Bloomberg
Vaksin Covid-19 AstraZeneca. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Sebagian masyarakat yang menanti-nanti suntikan AstraZeneca mesti bersabar. Sebab, kepastian penggunaan vaksin merek AstraZeneca di Tanah Air diperkirakan baru diketahui 1-2 pekan ke depan. 

Menurut Kepala LBM Eijkman Profesor Amin Soebandrio, waktu tersebut dibutuhkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sebelum mengeluarkan pengumuman resmi penggunaan vaksin yang beberapa waktu lalu sudah mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA).

"Jadi, kalau semua informasi sudah jelas, risikonya memang tidak ada, itu baru akan diberikan izinnya. Mungkin ini akan memakan waktu 1-2 pekan," ujar Amin pada saat dihubungi, Selasa (16/3/2021).

Dia menilai langkah yang dilakukan BPOM terhadap vaksin AstraZeneca dengan menerapkan prinsip kehati-hatian sudah tepat. Badan tersebut, lanjutnya, memang perlu mengumpulkan banyak informasi sebelum memberikan lampu hijau terhadap AstraZeneca.

Diberitakan sebelumnya, penggumpalan darah para penerima vaksin AstraZeneca di sejumlah negara yang diikuti dengan penghentian penggunaan merek tersebut akan ditindaklanjuti oleh pemerintah sebelum didistribusikan ke masyarakat.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk penanganan pandemi Covid-19 Siti Nadia Tarmidzi mengatakan kementerian sedang menunggu tindakan lebih lanjut dari BPOM terkait dengan perihal AstraZeneca tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Irlandia dan Belanda menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca setelah muncul laporan terjadinya penggumpalan darah terhadap sejumlah penerima.

Otoritas kesehatan Norwegia melaporkan 3 orang tenaga kesehatan yang menerima vaksin AstraZeneca mendapatkan perawatan karena pendarahan, penggumpalan darah, dan menurunnya kadar trombosit. Kasus yang sama juga ditemukan di Denmark dan Austria.

Ketiga negara itu juga sudah menghentikan pemberian vaksin AstraZeneca yang sebelumnya sempat menimbulkan polemik terkait keamanannya ketika diberikan kepada lansia.

Di Indonesia, vaksin AstraZeneca akan digunakan untuk program Vaksinasi Nasional. Sebab, belasan juta dosis vaksin tersebut merupakan sumbangan dari World Health Organization (WHO).

Pemerintah Indonesia sudah menerima sebanyak 1.113.600 vaksin jadi AstraZeneca buatan perusahaan farmasi asal Inggris pada Senin (8/3/2021) petang. Total berat keseluruhan vaksin yang tiba di Tanah Air itu mencapai 4,1 ton dan terdiri dari 11.136 karton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper