Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Ambisius China 5 Tahun Mendatang, Ini Angka-angkanya

Pemerintah China menetapkan target ambisius untuk 5 tahun mendatang, termasuk di dalamnya merespons sanksi Amerika SErikat yang diberikan kepada sejumlah perusahaan Negeri Panda itu.
Seorang petugas keamanan bersiaga di depan Balai Agung Rakyat, Beijing, pada pembukaan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC), Kamis (4/3/2021) atau sehari sebelum berlangsungnya Sidang Kongres Rakyat Nasional (NPC) yang dijadwalkan dibuka Presiden Xi Jinping pada Jumat (5/3). Sidang parlemen dua kamar yang dikenal dengan sebutan Lianghui digelar setiap awal Maret, namun tahun 2020 dilaksanakan pada bulan Mei karena pandemi Covid-19./Antara-M. Irfan Ilmie
Seorang petugas keamanan bersiaga di depan Balai Agung Rakyat, Beijing, pada pembukaan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC), Kamis (4/3/2021) atau sehari sebelum berlangsungnya Sidang Kongres Rakyat Nasional (NPC) yang dijadwalkan dibuka Presiden Xi Jinping pada Jumat (5/3). Sidang parlemen dua kamar yang dikenal dengan sebutan Lianghui digelar setiap awal Maret, namun tahun 2020 dilaksanakan pada bulan Mei karena pandemi Covid-19./Antara-M. Irfan Ilmie

Bisnis.com, JAKARTA – Para perencana ekonomi China terbiasa menetapkan target yang ambisius, ini termasuk rencana 5 tahun berjalan hingga 2025.

Berikut adalah beberapa angka paling mengesankan yang diuraikan oleh pemerintah pada Kongres Rakyat Nasional tahunan, yang dimulai Jumat pekan lalu, dilansir Bloomberg, Selasa (9/3/2021).

Pertama, pengeluaran riset untuk menyaingi Amerika Serikat. Pemimpin China khawatir tentang sanksi AS yang memotong akses negara itu ke teknologi penting, dan ingin membuat ekonomi lebih bergantung pada inovasi karena mesin pertumbuhan tradisional seperti urbanisasi melambat.

Prioritas utama adalah meningkatkan pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan, yang mencakup penelitian ilmiah dasar dan pengeluaran oleh perusahaan untuk pengembangan produk baru.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan tahunan 7 persen dalam belanja litbang hingga 2025, yang akan membuat total belanja menjadi 3,76 triliun yuan (US$580 miliar) pada akhir periode. Itu lebih dari US$548 miliar yang dibelanjakan AS pada 2018.

Kedua, 10 juta penduduk perkotaan baru setahun. China ingin 65 persen populasinya tinggal di kota besar dan kecil pada 2025, naik dari 60,6 persen pada 2019. Karena populasi akan tetap konstan pada 1,4 miliar selama periode itu, berarti sekitar 50 juta orang harus pindah secara permanen dari pedesaan ke daerah perkotaan selama 5 tahun ke depan.

Ketiga, 84.000 dokter baru setahun. Beijing menargetkan rasio 3,2 dokter per 1.000 orang pada 2025, naik dari 2,9 saat ini. Karena populasi China yang besar, itu berarti sekitar 420.000 dokter tambahan perlu dilatih saat itu. Pemerintah memiliki lebih dari 9 juta lulusan perguruan tinggi baru setiap tahun untuk direkrut.

Keempat, 20 reaktor nuklir baru. China mendukung tenaga nuklir sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi emisi karbon. Pemerintah menargetkan kapasitas pembangkit nuklir 70 gigawatt pada 2025 dari sekitar 50 gigawatt pada akhir tahun lalu. Itu sama dengan sekitar 20 reaktor baru.

Kelima, hutan baru yang lebih besar dari luas Korea Selatan. Sebagai bagian dari tujuan lingkungannya, Beijing ingin meningkatkan luas hutan negaranya. Pohon menyerap karbondioksida, air, dan membantu mengurangi banjir yang melanda sebagian besar negara.

Skema penanaman pohon besar-besaran telah menjadi hal yang umum selama lebih dari satu dekade, meskipun beberapa dikritik karena kurangnya keanekaragaman hayati.

Rencananya hutan akan menutupi 24,1 persen dari total luas daratan negara pada 2025, naik dari 23,2 persen pada 2019. Karena China adalah negara terbesar ketiga di dunia berdasarkan luas, berarti menanam lebih dari 11 juta hektar hutan baru pada 2025 akan seukuran dengan negara bagian Ohio di AS, dan lebih besar dari Korea Selatan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper