Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IESR Sarankan Ini untuk Pengembangan Transmisi Listrik oleh Swasta

Berdasarkan data Dewan Energi Nasional (DEN), terdapat empat ruas proyek transmisi dalam rencana pembangunan transmisi 2021—2027 yang rencananya dilelang. Total investasi empat ruas transmisi tersebut ditaksir mencapai US$3,1 miliar.
Pekerja melakukan perawatan dan pemasangan jaringan kabel listrik baru di Desa Lhok Nibong, Pante Bidari, Aceh Timur, Aceh, Minggu (25/2/2018)./ANTARA-Syifa Yulinnas
Pekerja melakukan perawatan dan pemasangan jaringan kabel listrik baru di Desa Lhok Nibong, Pante Bidari, Aceh Timur, Aceh, Minggu (25/2/2018)./ANTARA-Syifa Yulinnas

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah dinilai perlu merancang model bisnis yang tepat untuk mendorong badan usaha swasta dalam pengembangan jaringan transmisi listrik.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan bahwa berdasarkan UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, usaha penyediaan listrik dilakukan secara terintegrasi yang meliputi pembangkit, transmisi, distribusi, dan penjualan tenaga listrik. Usaha penyediaan listrik tersebut dilakukan oleh satu badan usaha dalam satu wilayah usaha.

"Secara de facto, PLN itu kan sebenarnya pemengang wilayah usaha hampir sebagian besar wilayah Indonesia sehingga ada keterbatasan swasta memiliki dan mengoperasikan transmisi. Dalam konteks ini, sebenarnya masih mungkin swasta dibangun transmisi, tapi ujungnya itu dimiliki atau dioperasikan oleh PLN," ujarnya Fabby kepada Bisnis, baru-baru ini.

Di sisi lain, pembangunan transmisi memiliki risiko yang tinggi, membutuhkan investasi besar, dan kurang menguntungkan. Fabby menuturkan bahwa pembangunan transmisi memiliki margin yang kecil dan jangka pengembalian investasi yang lebih panjang dibandingkan dengan investasi membangun pembangkit listrik sebab pendapatan yang diperoleh dari bisnis transmisi hanya berasal dari listrik yang disalurkan oleh transmisi.

Oleh karena itu, menurutnya, bila ingin mendorong pengembangan transmisi oleh swasta, pemerintah harus merancang model bisnis yang tepat dan menarik. Dia menilai salah satu bisnis model yang memungkinkan adalah skema build, operate/lease, transfer.

"Konsepnya swasta membangun, PLN semacam menyewakan jaringan yang dibangun itu dalam jangka waktu tertentu. Nanti di akhir masa lease, aset diserahkan ke PLN," katanya.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan pemerintah adalah penetapan tarif transmisi. Menurut Fabby, penetapan tarif transmisi harus bisa seefisien dan semurah mungkin. Jika tidak, tingginya tarif transmisi dapat berpotensi menambah biaya pokok penyediaan listrik yang akan berimbas pada tarif listrik.

Pemerintah berencana membuka pintu masuk untuk swasta dalam membangun jaringan transmisi listrik. Berdasarkan data Dewan Energi Nasional (DEN), terdapat empat ruas proyek transmisi dalam rencana pembangunan transmisi 2021—2027 yang rencananya dilelang. Total investasi empat ruas transmisi tersebut ditaksir mencapai US$3,1 miliar.

Lelang transmisi yang direncanakan meliputi transmisi Medan Barat—Pangkalan Susu—Arun—Sigli sepanjang 862 kilometer sirkuit (kms). Kemudian ada ruas Perawang—Rantau Prapat—Galang 1.000 kms, interkoneksi Sumatra—Jawa 504 kms, dan ruas Wot—Bungku—Andowia—Kendari 715 kms.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper