Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Pasokan Logistik, BPS: Kinerja Kapal Barang Meningkat

BPS mencatat kinerja angkutan kapal barang mengalami kenaikan secara tahunan karena pemerintah menjaga pasokan logistik.
Ilustrasi. Kegiatan Bongkar muat kontainer di Pelabuhan Batu Ampar, Selasa (8/9/2020)./Bisnis-Bobi Bani.
Ilustrasi. Kegiatan Bongkar muat kontainer di Pelabuhan Batu Ampar, Selasa (8/9/2020)./Bisnis-Bobi Bani.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah dinilai terus berkomitmen menjaga pasokan logistik dengan menggunakan moda angkutan laut. Pasalnya, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja kapal angkutan barang meningkat 2,28 persen dibandingkan tahun lalu (year on year/y-o-y).

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan sektor angkutan laut masih mengalami penurunan meski tidak sedalam sektor udara dan kereta api, yakni turun 5,2 persen pada Januari 2021 (month to month/m-t-m) untuk kapal angkutan barang.

"Tapi secara year on year [y-o-y], angkutan kapal barang ini bagus, naik 2,28 persen. Ini merupakan komitmen pemerintah untuk terus menerus menjaga pasokan logistik dengan menggunakan angkutan laut," ujarnya, Senin (1/3/2021).

Sementara dari sisi angkutan penumpang, Suhariyanto memaparkan bahwa pada Januari 2021, jumlah penumpang yang menggunakan angkutan laut adalah sebanyak 1,26 juta orang. Angka ini turun bila dibandingkan Desember 2020 karena dipengaruhi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

"Dibandingkan Januari tahun sebelumnya [jumlah ini] juga masih mengalami penurunan sebesar 43,16 persen," ungkapnya.

Namun begitu, Suhariyanto menuturkan bahwa angka tersebut juga menunjukkan bahwa pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan masih sangat tertib dalam memenuhi protokol kesehatan, sebab tiket yang dijual masih sekitar 50 persen dari kapasitas kapal.

Sebelumnya, dia juga memerinci tren penurunan penumpang untuk moda transportasi udara dan kereta api. Suhariyanto menyebut pada Januari 2021 jumlah penumpang KA hanya sebesar 11,9 juta orang atau turun 65,13 persen dibandingkan tahun sebelumnya (y-o-y). Sementara pada sektor udara terjadi penurunan sebesar 62,88 persen secara tahunan (y-o-y).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper