Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Memanas, Medco Energi (MEDC) Enggan 'Ngegas'

pada penutupan perdagangan Jumat (26/2/2021), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret terpantau berada pada level US$61,50 per barel, sedangkan untuk minyak jenis Brent ditutup pada pada level US$65,42 per barel.
Akticitas pengemoran migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) di Laut Natuna Selatan./MedoEnergi.com
Akticitas pengemoran migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) di Laut Natuna Selatan./MedoEnergi.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Medco Energi Internasional Tbk. masih enggan terburu-buru untuk memanfaatkan momentum peningkatan harga minyak dunia yang tengah bergerak stabil pada level US$60 per barel.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (26/2/2021), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret terpantau berada pada level US$61,50 per barel, sedangkan untuk minyak jenis Brent ditutup pada pada level US$65,42 per barel.

Myrta S. Utami VP Corporate Planning & Investor Relations Medco Energi, mengatakan pihaknya tengah memonitor perkembangan harga minyak dunia secara terus menerus. Emiten berkode saham MEDC itu masih belum memiliki rencana untuk merevisi rencana kerjanya tahun ini.

"Untuk saat ini  rencana usaha perseroan masih tetap mengacu pada panduan yang sudah pernah disampaikan sebelumnya," katanya kepada Bisnis, Jumat (26/2/2021).

Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro dengan meningkatnya harga minyak dunia menjadi peluang bagi perseroan untuk memperbaiki kinerja keuangan yang sempat tertekan pada tahun lalu.

Kendati demikian, pihaknya masih akan tetap berjaga-jaga dengan cara mempertahankan biaya produksi di bawah US$10 per barel oil equivalent (BOE). Di samping itu, MEDC tetap akan mengendalikan belanja modal dan biaya operasi tahun ini mengingat permintaan migas dinilai masih akan sangat bergantung terhadap pengendalian pandemi Covid-19.

“Kami sangat mensyukuri harga minyak kembali ke level US$60 per barel, dengan demikian keuntungan dan kondisi keuangan perusahaan akan jauh lebih baik,” jelasnya.

Namun, Hilmi mengatakan MEDC tidak menutup peluang akuisisi sejumlah asem migas yang menarik di tahun ini. Pasalnya, menurutnya dalam bisnis migas tidak dapat hanya mengandalkan ekspansi secara organik dengan cara eksplorasi. 

Namun, ekspansi anorganik melalui akuisisi juga diperlukan untuk menambah cadangan sumber daya.

Pada saat harga minyak sedang tinggi, akses pendanaan maka akan semakin banyak dan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan eksplorasi. Sementara pada saat harga minyak melemah, biasanya terdapat aset-aset bagus dengan harga yang realistis untuk diakuisisi.

"Kalau kondisi 2021 masih kurang kondusif tetapi ada aset-aset yang available dengan harga menarik dan sifat akritif terhadap perusahaan, kita tetap akan kejar," kata Bos Medco Energi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper