Bisnis.com, JAKARTA – PT ASDP Indonesia Ferry memesan alat skrining Covid-19 yaitu Genose guna mengantisipasi kebijakan penggunaan alat pelacak tersebui sebagai alternatif pengetesan penumpang penyeberangan.
Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi mengatakan saat ini kebijakan Genose sebagai salah satu alternatif persyaratan kesehatan penumpang penyeberangan belum dapat dipastikan secara acak atau mandatory (wajib). Kebijakan tersebut juga belum berlaku hingga saat ini bagi angkutan penyeberangan.
Ira menjelaskan penerapan Genose baru dilakukan untuk kereta api secara wajib dan bagi penumpang bus secara acak di terminal Pulo Gebang.
“Alat Genose sudah kami pesan dalam proses ya. Tapi untuk kebijakannya sendiri apakah secara random [acak] atau nanti mandatory. Itu yang masih harus kami pastikan sesuai nantinya dengan aturan yang disusun Satgas covid-19 dan Kemenhub,” ujarnya kepada Bisnis.com, Sabtu (27/2/2021).
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sudah merencanakan penerapan Genose di simpul-simpul transportasi diperlukan agar masyarakat mendapatkan akses terhadap alat pendeteksi (screening) Covid-19 yang lebih terjangkau, sehingga dapat mengurangi potensi penularan saat menggunakan transportasi umum.
Sejauh ini, animo masyarakat untuk menggunakan Genose di stasiun kereta api sangat bagus. Saat ini para pemangku kepentingan di sektor perhubungan laut dan udara pun menginginkan penggunaan Genose. Oleh karena itu, Menhub melaporkan kepada Menko Perekonomian tentang rencana tersebut.
Baca Juga
“Untuk di sektor udara akan mulai diterapkan pada 1 April 2021 mendatang karena ada beberapa hal yang harus dibahas lebih lanjut secara teknis operasionalnya. Direncanakan penggunaan alat deteksi Genose juga akan diterapkan di pelabuhan Tanjung Priok pada akhir pekan ini secara acak,” ujarnya, Selasa (23/2/2021).
PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat permintaan penumpang jarak jauh untuk layanan Rapid Antigen tetap tinggi terutama untuk stasiun yang belum bisa melayani tes Genose.
VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan rata-rata peserta rapid test Antigen di stasiun KAI pada Februari 2021 mencapai 4.092 peserta per hari. Joni pun membandingkan dengan rata-rata peserta layanan pemeriksaan Genose C19 adalah 3.266 peserta per hari.
Menurutnya, jumlah peserta rapid test Antigen lebih banyak karena jumlah stasiun yang melayani lebih banyak yaitu 45 stasiun, sedangkan jumlah stasiun yang melayani pemeriksaan Genose C19 hanya sebanyak 8 stasiun.
“Namun, khusus untuk 8 stasiun yang menyediakan layanan pemeriksaan Genose C19 dan rapid test Antigen, sejak 15 Februari 2021 hingga 23 Februari 2021, rata-rata peserta rapid test Antigen hanya 721 peserta per hari atau 16 persen dari rata-rata harian peserta pemeriksaan Genose C19 yaitu 4.402 peserta per hari,” ujarnya.
Joni menyebutkan hingga kini KAI masih belum ada rencana mengurangi stok atau ketersediaan rapid test Antigen di stasiun. BUMN kereta api tersebut tetap melayani peserta rapid test Antigen di stasiun selama masih dalam jam pelayanan.
Layanan Genose C19 sudah diterapkan di 8 stasiun kereta api dari berbagai kota. Sejak rilis pertama kali pada 3 Februari 2021 hingga saat ini, alat pendeteksi Covid-19 karya anak bangsa tersebut telah melayani 63.523 penumpang.
