Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan Mobil Listrik, Luhut Blak-Blakan Tesla Bawa Duit Buat Bikin Pabrik Baterai

Luhut menerangkan sejak awal Tesla tertarik terhadap Indonesia karena menjadi negara penghasil nikel ore terbesar di dunia. Melihat potensi tersebut, Tesla pun tertarik mengembangkan mengenai baterai Lithium Pack Stabilizer Energy.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Bali, Minggu (27/12/2020). - Istimewa
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Bali, Minggu (27/12/2020). - Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya menarik Tesla untuk investasi baterai mobil listrik atau electronic vehicle battery. Namun, Tesla tidak diarahkan untuk investasi pabrik mobil, melainkan menjadi bagian dari rantai pasok EV battery.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Indonesia sudah memiliki non disclosure agreement (NDA) dengan Tesla mengenai perkembangan rencana investasi Tesla di Indonesia.

Kendati demikian, Luhut memastikan investasi Tesla di Indonesia tidak pernah bicara mengenai pembangunan pabrik mobil. Tesla tertarik ke Indonesia sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia yang menjadi bahan utama baterai EV.

"Kami sudah NDA sama mereka, kami tidak pernah bicara pabrik mobil, ada 6 di tempat mereka, salah satunya pabrik mobil. Ada mengenai Starling, ada launching pad, hypersonic, serta baterai lithium pack stabilizer energy, itu yang kita bicarakan," ujarnya Kamis (25/2/2021).

Luhut menerangkan sejak awal Tesla tertarik terhadap Indonesia karena menjadi negara penghasil nikel ore terbesar di dunia. Melihat potensi tersebut, Tesla pun tertarik mengembangkan mengenai baterai Lithium Pack Stabilizer Energy.

"Sampai hari ini kami masih bicara, jadi tidak ada sebenarnya orang ribut mobil Tesla di Indonesia, karena itu kan baru kejadian di tahun 2025. Kita itu punya bauksit, copper, dan nikel ore yang bisa diproduksi turunannya," katanya.

Lebih lanjut, Luhut menegaskan dengan melimpahnya sumber daya alam pembangun baterai mobil listrik tersebut, Indonesia dapat mengembangkan industrinya sendiri dan membuat biaya menjadi lebih murah.

Dengan demikian, berbagai perusahaan multinasional tertarik berinvestasi dan menjadi bagian dari rantai pasok baterai EV dunia yang dimulai dari Indonesia.

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan pengembangan EV battery menjadi bagian dari upaya pemerintah tidak lagi melakukan ekspor bahan mentah ke luar negeri dan pengolahan di luar. Indonesia ingin berperan dan menjadi bagian dari rantai pasok dunia.

"Alhamdulillah kami diberikan kepercayaan, karena itu kami membuat konsorsium sangat besar, PLN, Pertamina dan Inalum untuk membuat perusahaan baterai nasional dimana kami berpartner dengan CATL dan LG dan ini mulai produksi baterai untuk kalangan di luar negeri dan dalam negeri di tahun 2023," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper