Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi Pede SWF Bisa Himpun Rp140 Triliun dalam 6 Bulan

Bahkan, Jokowi memperkirakan nilai pendanaan yang dihimpun SWF mampu mencapai Rp2.808 triliun dalam kurun dua tahun ke depan.
Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi Climate Adaptation Summit (KTT CAS) 2021, pada Senin (25/1/2021)./Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi Climate Adaptation Summit (KTT CAS) 2021, pada Senin (25/1/2021)./Biro Pers Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memperkirakan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Indonesia Investment Authority (INA) mampu meraup dana sebesar US$10 Miliar atau sekitar Rp140,38 triliun (kurs Rp14.038 per US$1) dalam waktu enam bulan.

Hal itu disampaikan presiden dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi sejumlah media massa di Istana Merdeka, Rabu (17/2/2021). Menurutnya, pendanaan itu bisa didapatkan baik dari dalam maupun luar negeri.

Bahkan, Jokowi memperkirakan nilai pendanaan yang dihimpun INA mampu mencapai Rp2.808 triliun dalam kurun dua tahun ke depan.

"Perkiraan saya, INA bisa meraup dana sebesar US$10 miliar baik dari dalam negeri maupun luar negeri dalam waktu 6 bulan. Dalam 2 tahun, US$200 miliar," ujarnya.

Dengan realisasi itu, jelas Jokowi, problem pendanaan yang selama ini mengadang bisa diselesaikan. Dengan kehadiran INA, dia meyakini pengembangan proyek strategis bisa direalisasikan.

Salah satu strategis yang bisa diwujudkan, kata Jokowi, adalah lumbung pangan atau food estate. Selain itu, jelas dia, pembangkit listrik tenaga air atau hydropower juga menjadi proyek strategis lain yang bisa didanai oleh INA.

"Dengan dana sebesar itu, banyak hal yang bisa kita garap. Selama ini persoalan kita, banyak proyek, tetapi dana tidak ada. Nah, INA menjadi bridging untuk mewujudkan proyek-proyek strategis yang kita rencanakan," jelasnya.

Jokowi mengakui Indonesia cukup tertinggal dibandingkan dengan negara lain dalam pengembangan SWF. Negara lain, seperti Uni Emirat Arab, Singapura, dan bahkan Timor Leste sudah memiliki lembaga serupa.

"Padahal ini alternatif pembiayaan selain APBN. Kalau ini dikelola dengan baik, potensinya gede sekali," ungkapnya.

Adapun kemarin, Selasa (16/2/2021), Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan Dewan Direksi SWF atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI/INA) tersebut setelah tiga pekan lalu melantik dewan pengawas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper