Bisnis.com, DENPASAR — Bali membuka peluang kepada badan usaha milik negara maupun swasta untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) Celukan Bawang sebesar 2 x 350 megawatt (MW).
Saat ini pembangkit listrik existing di Bali berjumlah 10 unit dengan daya terpasang 1.043 MW. Sistem kelistrikan di Bali juga didukung Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi Banyuwangi Gilimanuk dengan daya terpasang 400 MW. Secara total, daya terpasang sistem kelistrikan di Bali adalah sebesar 1.443 MW dengan daya mampu 1.322 MW.
Sementara itu, beban puncak tertinggi pada 2020 adalah sebesar 980,89 MW. Artinya, Bali masih memiliki cadangan daya atau reserved margin sebesar 341,11 MW atau 25,8 persen.
Bali telah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2020 tentang Rencana Umum Energi Daerah untuk Mewujudkan Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih. Lewat beleid tersebut, Bali membuka peluang pembangunan pembangkit dengan energi bersih termasuk di dalamnya gas.
Sementara itu, Bali akan mendapatkan tambahan pasokan listrik hingga 2.350 MW hingga 2025 mendatang. Tambahan pasokan lisrik tersebut akan berasal dari Jawa Bali Connection (JBC) dan dua jenis pembangkit energi bersih. JBC akan mulai beroperasi pada 2024 dengan tahap pertama memasok listrik ke Pulau Dewata sebesar 720 MW.
Sebelum JBC beroperasi, Bali terlebih dahulu akan memiliki pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Pesanggaran, Denpasar berkapasitas 250 MW dengan rencana commercial operation date (COD) 2023. Selain PLTG Pesanggaran, juga akan ada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bali Timur dan Bali Barat dengan kapasitas masing-masing 2 x 25 MW dengan COD bertahap yakni pada 2023 dan 2025.
Baca Juga
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Ida Bagus Ardha menilai jika PLTG Celukan Bawang terealisasi, itu akan mewujudkan rencana Bali Mandiri Energi dengan memanfaatkan energi bersih. Meskipun di satu sisi, Bali masih akan menerima pasokan listrik dari jawa melalui Jawa Bali Connection (JBC) yang diharapkan hanya sebagai cadangan untuk memastikan keandalaan listrik Pulau Dewata.
"Kita dorong pemerintah pusat agar pembanguann PLTG di Celukan Bawang, Buleleng dapat dimasukkan dalam RUPTL [Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik] PLN," katanya kepada Bisnis, Selasa (16/2/2021).
Kepala Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali Ida Bagus Setiawan mengatakan membangun pembangkit listrik dengan energi bersih di Bali sudah menjadi keharusan. Apalagi, saat ini, energi bersih yang andal masih berupa gas karena pembangkit energi baru terbarukan (EBT) lainnya masih bersifat tidak stabil atau intermiten.
Pembangunan PLTG Celukan Bawang pun, lanjutnya, sudah masuk dalam rencaana tata ruang wilayah (RTRW) Bali. Hanya saja, pembangunan pembangkit tersebut memang masih harus menyesuaikan dengan permintaan yang ada. Pasalnya, hingga saat ini, permintaan listrik di Bali masih didominasi Bali Selatan.
Di satu sisi, Bali saat ini sedang berupaya merealisasikan sejumlah infrastruktur seperti rencana pembangunan Bandara Bali Utara maupun tol Denpasar Gilimanuk. Jika Bali Utara masih bergantung listrik pada kiriman Bali selatan, maka akan meningkatkan biaya karena kehilangan transmisi yang cukup tinggi.
"Dalam pembangunan pembangkit, beban listrik Bali selatan saat ini masih yang menjadi prioritas, baru Bali Barat dan kemudain Bali Utara. Namun, perlu diperhartikan juga Bali Utara memiliki rencana pembangunan bandara, kereta listrik, kendaraan listrik, yang mana ketika selesai dibangun, suplai listrik harus siap," sebutnya.