Bisnis.com, JAKARTA - Pelabuhan Merak–Bakauheni dinilai membutuhkan tambahan dermaga ekonomi agar kapal-kapal yang berada di lintasan tersebut dapat beroperasi secara optimal melayani masyarakat.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Pembina DPP Asosiasi Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Bambang Haryo Soekartono. Menurutnya, dermaga yang saat ini ada hanya mampu melayani 35 persen dari 74 kapal feri yang dapat beroperasi di lintasan itu per tahun.
"Sisanya terpaksa lego jangkar di luar area pelabuhan menunggu giliran operasi," ujarnya dalam siaran pers yang dikutip, Senin (15/2/2021).
Bambang memerinci saat ini lintasan Merak-Bakauheni memiliki 7 pasang dermaga, termasuk satu dermaga eksekutif. Mengingat jumlah armada yang beroperasi adalah 74 unit, akibatnya setiap dermaga digilir untuk 10-11 kapal.
Padahal lanjutnya, tiap dermaga ekonomi idealnya melayani 6 kapal yang terdiri dari 4 kapal operasi dan 2 kapal off atau total 36 kapal ekonomi per hari.
"Kekurangan dermaga ekonomi menyebabkan utilisasi kapal-kapal di lintasan itu sangat rendah sehingga menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Bebannya tidak hanya ditanggung oleh operator kapal, konsumen juga dirugikan karena tarif menjadi mahal karena biaya operasional kapal tinggi, waktu tempuh pelayaran lebih lama, dan ketersediaan kapasitas angkut tidak maksimal," tutur Bambang.
Baca Juga
Dia menuturkan untuk menyesuaikan jadwal operasi yang terbatas akibat jumlah dermaga yang kurang tersebut kapal-kapal ekonomi terpaksa mengurangi kecepatannya, dari yang seharusnya bisa menempuh 1 jam pelayaran layaknya standar kapal eksekutif, harus dipaksakan jadi 2–3 jam.
"Pelabuhan Merak dan Bakauheni idealnya memiliki 2 kali lipat jumlah dermaga saat ini atau 14 pasang dermaga supaya 70 persen armada di lintasan itu bisa beroperasi. Tugas pemerintah dan ASDP adalah segera menambah dermaga ekonomi, bukan bangun dermaga eksekutif lagi," tutupnya.