Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Meningkat, Kontraktor Migas Masih Wait and See

Kontraktor akan mengambil langkah dengan sangat hati-hati agar tidak mengeluarkan biaya yang terlalu besar dan tidak dibutuhkan pada awal tahun ini.
Ilustrasi. Kapal tanker pengangkut minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Kapal tanker pengangkut minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Dengan meningkatnya harga minyak dunia tidak membuat para kontraktor di sektor hulu terburu-buru membuka keran investasi mereka.

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan bahwa para pelaku di sektor hulu migas berharap harga minyak dunia dapat stabil pada level US$60 per barel. Namun, dampak finansial yang signifikan pada tahun lalu dan juga perkembangan proses vaksinasi Covid-19 yang masih membutuhkan waktu yang tidak singkat, maka para kontraktor masih menahan peningkatan investasinya, terutama pada proyek yang membutuhkan anggaran besar.

Moshe menambahkan, stabilitas harga akan sangat memengaruhi keputusan yang akan diambil para perusahaan migas ke depannya karena proses meningkatkan atau mengembalikan sebagian tingkat operasi produksi sebelumnya membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Kontraktor akan mengambil langkah dengan sangat hati-hati agar tidak mengeluarkan biaya yang terlalu besar dan tidak dibutuhkan pada awal tahun ini.

"Ini pun kita belum bicara mengenai kegiatan eksplorasi, kegiatan produksi yang menghasilkan pendapatan secara jangka pendek yang saat ini masih diutamakan," katanya kepada Bisnis, Minggu (14/2/2021).

Sementara itu, Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan berpendapat, terkait dengan naiknya harga minyak dunia akan berdampak signifikan terhadap sektor hulu migas dalam negeri karena harga minyak Indonesia atau ICP akan turut terdongkrak.

Dia menambahkan, dengan semakin naiknya harga minyak, maka nilai keekonomian per barel akan meningkat dan kontraktor akan kembali bergeliat untuk meningkatkan produksinya.

Mamit menjelaskan, sepanjang tahun ini, harga minyak akan bertahan cukup tinggi dengan sentimen OPEC+ yang masih berkomitmen untuk memangkas produksinya. Selain itu, kondisi global yang diproyeksikan semakin membaik dengan adanya vaksin yang sudah mulai banyak dan dipakai di seluruh dunia.

"Mengingat sudah 1 tahun terakhir mereka [kontraktor] tiarap dengan rendahnya harga minyak dunia pada 2020. Setidaknya, jika terus bertahan maka saya pastikan kegiatan investasi hulu migas akan meningkat cukup signifikan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper