Bisnis.com, JAKARTA - Kunci pemulihan ekonomi global terletak pada kebijakan Amerika Serikat dan China dalam hal geopolitik.
Mantan diplomat Singapura yang juga merupakan Dosen Praktik Kebijakan Publik Lee Kuan Yew School of Public Policy di Universitas Nasional Singapura Kishore Mahbubani mengatakan dunia harus bersuara agar China dan Amerika Serikat (AS) bisa menghentikan kompetisi geopolitiknya.
"Dengan demikian, Anda bisa melihat pembalikan yang luar biasa," tegas Kishore dalam Mandiri Investment Forum 2021, Rabu (3/2/2021).
Dia menuturkan dunia juga harus fokus bekerja sama menangani pandemi Covid-19. Pasalnya, dia mengkhawatirkan tingkat kemiskinan yang akan naik pascapandemi.
Kishore juga mengatakan AS mungkin akan berhenti melecehkan China dan mulai melakukan banyak dialog di bawah kepemimpian Presiden Joe Biden.
Namun, dia melihat AS masih akan berkompetisi dengan China. Jika di era Trump, 90 persen hubungan China dan AS adalah kompetisi dan 10 persen kerja sama, maka Biden akan membawa 60 kerja sama dan 40 persen kompetisi.
Baca Juga
Menurutnya Biden juga akan mengerakan aliansi AS di Asia, khususnya Asia Timur untuk mendukung AS. Negara-negara Asia Timur akan menyambut baik Presiden AS yang lebih kuat.
"Namun selama AS tidak menganggu pertumbuhan di wilayah tersebut," katanya.
Posisi Biden juga sulit, kata Kishore, karena Trump telah meninggalkan Transpacific Partnership dan AS tidak bisa kembali.
"Dan wilayah ini akan bergantung pada China. China akan menjadi lebih penting," ujar Kishore. Tidak hanya itu, China juga diuntungkan dengan penandatangan RCEP.