Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Inti Januari 1,56 Persen, Kepala BPS: Terendah Sejak 2004

Angka inflasi tahunan pada Januari 2021 merupakan yang terendah sejak angka inflasi inti dirilis pertama kali pada 2004.
Pedagang bawang putih beraktifitas di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Pedagang bawang putih beraktifitas di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi inti pada Januari 2021 mencapai 0,14 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pergerakan inflasi inti secara bulanan tersebut lebih tinggi dari periode Desember 2020 lalu, yang tercatat sebesar 0,05 persen mtm.

Namun, inflasi inti Januari 2021 jika dilihat secara tahunan, yaitu sebesar 1,56 persen, lebih rendah dari Desember 2020 yang saat itu tercatat sebesar 1,60 persen yoy dan jauh lebih rendah dari Januari 2020 yang sebesar 2,88 persen.

Bahkan, Suhariyanto mengatakan, angka inflasi tahunan pada Januari 2021 ini merupakan yang terendah sejak angka inflasi inti dirilis pertama kali pada 2004.

“Inflasi inti 1,56 persen yang melambat dibandingkan Desember 2020, terendah sejak dihitung pertama kalinya di 2004,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/2/2021).

Suhariyanto menjelaskan perlambatan inflasi inti tahunan menandakan permintaan domestik masih lemah. Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang masih membayangi perekonomian di banyak negara, termasuk Indonesia.

“Sampai Januari 2021 ini inflasi di berbagai negara mengalami perlambatan yang signifikan, bahkan banyak negara yang deflasi. Ini menunjukkan sisi permintaan sangat lemah, sehingga ini nantinya berpengaruh ke konsumsi rumah tangga,” jelasnya.

Dia mengatakan, kepatuhan terhadap protokol kesehatan harus tetap menjadi perhatian bersama untuk bisa mendorong pemulihan ekonomi yang lebih cepat, di samping program vaskinasi yang tengah berlangsung.

BPS mencatat inflasi pada Januari 2021 mencapai 0,26 persen secara bulanan dan secara tahunan mencapai 1,55 persen.

Berdasarkan komponennya, inflasi tertinggi terjadi pada harga bergejolak atau volatile price, yang tercatat sebesar 1,15 persen dan memberikan andil ke inflasi sebesar 0,19 persen.

Sementara komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi adalah cabai rawit, ikan segar, tempe, tahu, dan daging ayam ras 0,01 persen. Sebaliknya komoditas penyumbang deflasi adalah telur ayam ras dan bawang merah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper