Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sriwijaya Air SJ-182, DPR Minta Regulator Tingkatkan Pengawasan

DPR meminta pemerintah sebagai regulator untuk aktif dalam meningkatkan pengawasan agar tidak mempenaruhi citra maskapai Indonesia di mata dunia.
Ilustrasi. Penumpang pesawat berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. /Bisnis.com
Ilustrasi. Penumpang pesawat berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Komisi V DPR RI meminta pemerintah sebagai regulator untuk aktif dalam meningkatkan pengawasan terhadap keamanan dan keselamatan penerbangan usai terjadinya kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182.

Ketua Komisi V DPR Lasarus mengatakan ada atau tidaknya peringkat bagi maskapai tidak berpengaruh terhadap tingkat keselamatan maskapai. Faktor yang lebih utama adalah regulator meningkatkan pengawasan karena tragedi jatuhnya SJ-182 mempengaruhi citra maskapai Indonesia di mata dunia.

Meskipun memang penyebab pasti kecelakaan tersebut belum terungkapkan. Namun, standar keselamatan menjadi hal yang paripurna dan tidak bisa ditawar yang tak bisa diukur hanya melalui peringkat.

"Kecelakaan kemarin [SJ-182] itu kan memang banyak faktor dan belum tahu penyebab pastinya. Tapi mengganggu image kita di luar negeri terkait dengan pengawasan. Standarnya memang harus menjadi premium dan paripurna," kata Lasarus, Rabu (13/1/2021).

Bisnis aviasi di Indonesia kini kembali menjadi sorotan dunia. Ini terjadi setelah pesawat Sriwijaya Air yang mengangkut 62 penumpang dan kru pesawat jatuh di Kepulauan Seribu selang beberapa menit setelah lepas landas.

Hal tersebut menandai kecelakaan besar ketiga yang melibatkan maskapai penerbangan di Indonesia selama enam tahun terakhir.

Bahkan berdasarkan Reuters, sebelum kecelakaan itu terjadi, ada 697 korban jiwa di Indonesia selama satu dekade terakhir termasuk kecelakaan pesawat militer dan swasta. Menurut database Jaringan Keselamatan Penerbangan, angka ini menjadikan Indonesia sebagai pasar penerbangan paling mematikan di dunia - di depan Rusia, Iran dan Pakistan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper