Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Janjikan Banyak Insentif Proyek Penghiliran Batu Bara

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyiapkan segudang insentif untuk mendorong program hilirisasi batu bara yang menjadi sasaran utama pemerintah.
Kegiatan bongkar muat batu bara di area pertambangan PT Mitrabara Adiperdana Tbk./mitrabara
Kegiatan bongkar muat batu bara di area pertambangan PT Mitrabara Adiperdana Tbk./mitrabara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyiapkan segudang insentif untuk mendorong program hilirisasi batu bara yang menjadi sasaran utama pemerintah.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menuturkan bakal memberikan berbagai insentif untuk proyek hilirisasi batu bara agar sektor hilir ini bisa ekonomis dan kompetitif, sehingga semakin berkembang.

"Banyak insentif yang kami berikan supaya hilir [batu bara] ini bisa ekonomis dan kompetitif," ujar Arifin, dikutip dari siaran pers, Minggu (10/1/2021).

Salah satu proyek hilirisasi yang tengah dilakukan adalah gasifikasi batu bara kalori rendah menjadi dimethyl ether (DME) yang nantinya digunakan untuk substitusi liquefied petroleum gas (LPG).

Apabila proyek gasifikasi ini berkembang, kata Arifin, diharapkan akan signifikan menekan angka impor LPG karena produk DME bisa menjadi substitusi LPG. Apalagi impor LPG dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan semakin bertambahnya permintaan LPG di Tanah Air.

"Karena pemanfaatan hilirisasi batu bara itu bisa menjadi substitusi LPG. Kalau bisa substitusi LPG, maka ini bisa amankan devisa cukup besar. Pemakaian LPG tiap tahun terus meningkat dan kita punya batubara untuk memproduksi DME," katanya.

PTBA menyatakan siap merealisasikan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimetil eter (DME), setelah menandatangani komitmen kerja sama dengan Air Product dan PT Pertamina pada Kamis (10/12/2020) malam.

“PTBA sebagai pioneer gasifikasi batu bara siap menjalankan amanat Perpres Nomor 109 Tahun 2020 untuk pengembangan hilirisasi batu bara menjadi DME untuk menekan impor LPG,” ujar Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Apollonius Andwie C. kepada Bisnis, Minggu (13/12/2020).

Apollonius menjelaskan bahwa sejauh ini tidak ada perubahan target, dan konstruksi diperkirakan mulai pada Semester I/2020. Proyek itu nantinya akan berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dengan target operasi pada kuartal II/2024.

Sementara itu, para profesional di sektor pertambangan resmi membentuk Asosiasi Profesi Metalurgi Indonesia (APMI) guna mendukung semangat hilirisasi mineral dan batu bara.

Sejarah mencatat kemajuan peradaban manusia ditandai dengan pemanfaatan logam sebagai material pendukung kehidupan. Selain itu, kemajuan suatu negara ditandai dengan kemajuan industri berbasis logam.

Industri tersebut bisa tumbuh dan berkembang salah satunya ditentukan oleh SDM yang profesional dalam bidang metalurgi. Atas dasar pemikiran itulah Asosiasi Profesi Metalurgi Indonesia (APMI) dibentuk.

"APMI diharapkan bisa menjadi wadah pemersatu para profesional di sektor metalurgi sehingga mampu meningkatkan daya saing bangsa dalam bentuk sumbangsih keahlian metalurgi kepada pembangunan industri berbasis logam," ujar Ketua Tim Formatur APMI Helminton Sitanggang dalam acara Deklarasi APMI, Selasa (22/12/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper