Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekanan Sektor Ritel di Hong Kong Melandai pada November 2020

Nilai sementara dari total penjualan ritel pada November 2020 mencapai HK$28,7 miliar (US$3,7 miliar), turun 4 persen dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2019.
Pejalan kaki di Hong Kong/Bloomberg
Pejalan kaki di Hong Kong/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar ritel Hong Kong menunjukkan tanda-tanda pemulihan lebih lanjut pada bulan November, meskipun diperkirakan berumur pendek karena kota itu dilanda gelombang baru infeksi virus dan pemberlakuan pembatasan baru di akhir bulan.

Dilansir dari Bloomberg, Nilai sementara dari total penjualan ritel pada November 2020 mencapai HK$28,7 miliar (US$3,7 miliar), turun 4 persen dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2019.

Angka tersebut lebih baik dari perkiraan median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom yang mencapai minus 7,4 persen dan perbaikan dari revisi minus 8,7 persen di bulan Oktober. Penjualan berdasarkan volume turun 4,7 persen, menurut pernyataan pemerintah.

Perekonomian menunjukkan sejumlah tanda perbaikan pada paruh kedua tahun 2020 bersamaan dengan pemulihan di seluruh kawasan karena rebound China memicu permintaan. Namun, hal itu telah diredam oleh gelombang baru infeksi virus corona sejak November. Kota tersebut juga memberlakukan kembali pembatasan jarak sosial termasuk menutup bar dan klub malam untuk membantu mengekang wabah.

Pembatasan diperketat lebih lanjut pada bulan Desember menjelang musim belanja akhir tahun, dengan restoran terpaksa melarang makan di tempat setelah jam 6 sore. Pada hari Senin, pemerintah juga menunda pembukaan kembali pertemuan tatap muka selama lebih dari sebulan sebagai bagian dari langkah-langkah untuk membasmi penyebaran virus.

“Karena pariwisata tetap terhenti, dan gelombang keempat epidemi lokal telah membebani sentimen konsumsi lokal sejak akhir November, lingkungan bisnis perdagangan ritel akan tetap menantang dalam waktu dekat,” kata pemerintah dalam pernyataan, seperti dikutip Bloomberg.

Gambaran cerah di bulan November sebagian besar disebabkan oleh lonjakan nilai penjualan barang listrik dan barang tahan lama konsumen lainnya sebesar 22 persen dari tahun lalu. Penjualan komoditas di supermarket, kendaraan bermotor dan suku cadang, serta furnitur juga meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper