Bisnis.com, JAKARTA — Jurong Port milik Pemerintah Singapura sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk membeli saham di pusat penyimpanan minyak bumi dari keluarga di balik kolapsnya pedagang minyak, Hin Leong Trading.
Menurut sumber yang mengetahui kondisi tersebut seperti dikutip www.straitstimes.com dari Bloomberg, Kamis (17/12/2020), Jurong Port berniat membeli sekitar 40 persen saham di Universal Terminal yang dipegang oleh keluarga Lim Oon Kuin, lebih dikenal sebagai O.K. Lim.
“Penjualan tersebut masih membutuhkan dukungan dari kreditur Hin Leong, kata sumber lainnya.
Tidak jelas apakah penawar lain yang sebelumnya menjajaki kesepakatan mereka sendiri masih menawarkan sahamnya kepada Jurong Port.
Jika penjualan berhasil, hal ini dapat membantu memonetisasi salah satu aset terbesar yang dipegang oleh keluarga Lim, yang bergulat dengan dampak yang menimpa Hin Leong di tengah tuduhan penipuan.
Mantan pemain besar dalam perdagangan bahan bakar laut global itu berutang US$3,5 miliar (S$4,7 miliar) kepada lebih dari 20 bank di salah satu skandal komoditas terbesar dalam beberapa dekade.
Baca Juga
Sementara itu, beberapa kreditur dan manajer yang ditunjuk pengadilan telah mengambil tindakan hukum terhadap keluarga tersebut untuk memulihkan uang.
Perwakilan keluarga Lim tidak menanggapi permintaan komentar.
Universal Terminal terdiri atas sebagian besar aset bisnis Lim, yang juga mencakup rumah perdagangan dan armada kapal.
Seorang juru bicara Jurong Port juga menolak berkomentar.
Pusat penyimpanan dimiliki PetroChina dan Macquarie Asia Infrastructure Fund sebagai pemegang saham lainnya.
Juru bicara PetroChina International (Singapura) mengatakan bahwa perusahaan tidak dapat berkomentar tentang masalah ini. Seorang juru bicara Macquarie juga menolak berkomentar.
Menurut situs webnya Universal Terminal mulai beroperasi di Pulau Jurong pada 2008 dan fasilitasnya meliputi 78 tangki penyimpanan dan 15 dermaga, menawarkan kapasitas penyimpanan 2,33 juta meter kubik.
Universal Terminal dikembangkan dengan biaya US$750 juta, menjadikannya salah satu fasilitas penyimpanan produk minyak bumi independen terbesar di Asia-Pasifik.
Jurong Port, yang merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh JTC Corporation, mengoperasikan pelabuhan dan terminal yang menangani semen, baja, kontainer, dan bahan bakar di kota-negara bagian tersebut. Perusahaan juga memiliki usaha luar negeri di China dan Indonesia.