Bisnis.com, JAKARTA - PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) membantah kabar mengenai bisnis perusahaan jasa kurir tersebut yang kolaps seperti yang beredar di media sosial seiring munculnya #BoikotJNE pada Sabtu (12/12/2020) yang momentumnya berbarengan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
JNE menggelar konferensi pers menjawab mengenai isu yang beredar di media sosial seiring sempat menjadi trending topic #BoikotJNE dan #JNEKardun. JNE melakukan konferensi pers bersama Penasihat Hukum kenamaan Hotman Paris Hutapea pada Rabu (16/12/2020) di Jakarta Utara.
Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi menuturkan selain informasi yang tidak benar, #BoikotJNE juga dia duga sebagai upaya menjatuhkan bisnis dalam rangka persaingan usaha.
"Pertama kami menduga [ada unsur persaingan bisnis]. Kedua dari catatan kami akibat pemberitaan yang negatif faktanya bisnis JNE tetap berjalan biasa dan bahkan tumbuh pada saat 12 Desember 2020 lalu," ujarnya, Rabu (16/12/2020).
Dia menegaskan tidak terjadi penurunan bisnis sama sekali akibat ramai #BoikotJNE tersebut, maupun pada Desember 2020 secara umum. Bisnisnya masih berjalan sebagaimana mestinya dan cenderung tumbuh.
Feriadi melanjutkan pertumbuhan bisnisnya pada Desember 2020 ini berkisar 10--15 persen. Jumlah ini masih terus bergerak seiring Desember yang belum usai.
Baca Juga
Hotman Paris pun menanggapi isu tersebut dengan kelakarnya. "Tidak ada sama sekali [penurunan bisnis], masih sanggup bayar Hotman yang katanya mahal, Jadi masih tumbuh ya, benar-benar tidak takut bayar pajak," ujarnya.
Di sisi lain, VP of Marketing JNE Eri Palgunadi menuturkan pertumbuhan bisnisnya jika dibandingkan dengan periode 2019 bahkan tumbuh hingga 25 persen.
"Masih tinggi, kami hampir 5 tahun berturut-turut tumbuh di atas 25 persen, tetapi kalau ditanya bulan ini kita masih tumbuh 15 persen. Rata-rata pertumbuhan per bulan [Oktober-November] pun antara 10--15 persen," katanya.