Bisnis.com, JAKARTA - Inggris akan menghabiskan sebanyak 11,7 miliar pound (US$15,7 miliar) atau sekitar Rp221,37 triliun untuk pembelian, pembuatan, dan peluncuran vaksin virus Corona.
Kantor Audit Nasional (NAO) mengatakan dalam sebuah laporan pada hari Rabu (16/12/2020) bahwa biaya tersebut termasuk investasi Inggris dalam upaya global untuk menemukan vaksin - tetapi bukan biaya potensial di masa depan dari program vaksinasi multi-tahun.
Dikatakan juga bahwa angka tersebut kemungkinan akan berubah karena pemerintah lebih memahami vaksin dan apa yang diperlukan untuk membuat dan menggunakannya.
Mungkin juga ada biaya tambahan di masa depan karena kontrak masing-masing berisi beberapa bentuk 'perlindungan ganti rugi' untuk perusahaan farmasi dalam kasus tindakan hukum yang timbul dari efek merugikan dari vaksin, katanya.
Inggris telah menandatangani kesepakatan untuk lima vaksin yang menyediakan hingga 267 juta dosis - dari AstraZeneca Plc / Oxford University, Valneva SE, Pfizer Inc./BioNTech SE, Novavax Inc., dan Moderna Inc.
Inggris juga memiliki perjanjian yang tidak mengikat untuk 90 juta dosis dari Janssen GlaxoSmithKline Plc / Sanofi dan Johnson & Johnson, menurut NAO. Vaksin Pfizer / BioNTech sedang diluncurkan di seluruh Inggris setelah disetujui oleh regulator obat-obatan.
Baca Juga
“Dengan satu vaksin sekarang disetujui untuk digunakan dan peluncurannya dimulai, tantangan signifikan tetap ada,” kata Kepala NAO Gareth Davies.
"Pengiriman yang efisien ke populasi Inggris Raya menghadirkan tantangan logistik yang kompleks dan membutuhkan komunikasi yang baik dengan publik," tambahnya.