Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 dan Digitalisasi Hantam Industri Media, Begini Nasibnya

Industri media harus bekerja keras untuk bertahan menghadapi dua tantangan, yakni arus digitalisasi dan pandemi Covid-19.
Pegawai bagian konservasi preservasi melakukan proses digitalisasi halaman koran di Monumen Pers Nasional, Solo, Jawa Tengah, Senin (11/2/2019)./ANTARA-Mohammad Ayudha
Pegawai bagian konservasi preservasi melakukan proses digitalisasi halaman koran di Monumen Pers Nasional, Solo, Jawa Tengah, Senin (11/2/2019)./ANTARA-Mohammad Ayudha

Bisnis.com, JAKARTA – Industri media sejak beberapa waktu terakhir tengah dihadapkan melawan kuatnya arus digital dan disrupsi, serta kini juga perlu bertahan menghadapi pandemi Covid-19.

Managing Director MNC Portal Indonesia, Rafael Utomo mengatakan bahwa saat ini media tengah mengikuti tren teknologi digital, yakni peralihan ke platform digital karena mengikuti tren perubahan pola konsumsi pembaca.

“Media saat ini melawan dua hal, yaitu disrupsi dan pandemi Covid-19,” katanya lewat diskusi virtual yang diselenggarakan Bisnis.com, Kamis (10/12/2020).

Namun, dia melihat justru peralihan ini membawa momentum yang menarik untuk industri media saat ini.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Roy Morgan Single Source Q2/2020 mencatatkan bahwa kelompok usia 18—24 tahun turut menjadi konsumen setia berita melalui kanal digital dengan kisaran waktu mulai dari pukul 06.00-15.00.

Sementara itu, dia mengatakan bahwa meskipun kelompok usia 25—34 tahun juga mulai beralih ke ranah digital, tetapi mereka tetap memenuhi kebutuhan berita dan informasi melalui pencarian di dunia maya.

“Kebiasaan mereka [umur 18—34 tahun] masih sama, yakni tetap mencari kebutuhan informasi. Aktivitas mereka di internet pun 77 persen adalah mencari berita dan 36 persen membaca koran elektronik,” katanya.

Oleh karena itu, Rafael optimis bahwa media cetak masih diminati oleh pembaca, salah satu kelebihannya pun karena dapat memberikan informasi lebih mendalam saat mengupas suatu masalah.

Berdasarkan riset AC Nielsen per Agustus 2020 menyebutkan saat ini pembaca media daring memang lebih banyak dibandingkan media cetak, yakni sebanyak 6 juta orang jumlah pembaca media daring dan media cetak sebanyak 4,5 juta orang.

Dia pun menyebutkan bahwa untuk bertahan salah satu caranya dengan konsep integrasi. Bahkan, dia menyebutkan bahwa digital memberikan ruang untuk efisiensi bagi industri media karena dapat memangkas biaya produksi.

Sementara itu, Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Murtiaji mengamini bahwa disrupsi dan pandemi memang memberikan dampak pada industri, seperti magnitudo bisnis.

Namun, dia mengatakan bahwa khusus untuk media-media tertentu yang memiliki fokus pada kanal pemberitaannya, tidak akan mengalami magnitudo bisnis yang signifikan.

Sekedar catatan, beberapa media massa di Indonesia yang masih mempertahankan versi cetak di antaranya Harian Kompas, Media Indonesia, Koran Seputar Indonesia (Sindo) dan Bisnis Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper